"Saya pas lewat naik motor dari arah selatan (Kota Pacitan). Waktu itu ada teman yang panggil-panggil. Begitu saya tengok ke belakang ada suara seperti ada mobil. Ternyata longsoran itu," kata warga setempat Eka Prasetya (26) kepada detikcom, Kamis (7/3/2019).
Kondisi paling serius terjadi di KM Surabaya 269, ruas Desa Bolosingo, Kecamatan Pacitan. Eka mengaku terkejut bukan kepalang. Pasalnya, peristiwa itu terjadi sangat cepat. Ia berhenti dan menghampiri lokasi. Warga lain kemudian berdatangan melihat longsoran bahu jalan tersebut.
Warga lainnya, Bahtiar Rifai (29) mengaku melihat langsung ambrolnya material yang terdiri dari lapisan cor, tanah, dan batu itu. Kala itu dirinya berada persis di samping titik amblas. Saat tengah menyaksikan derasnya aliran air Sungai Grindulu, mendadak bahu jalan di sampingnya longsor.
"Awalnya yang bagian ujung itu retak. Lama-lama makin lebar terus ambrol itu," ujar bahtiar sembari menunjuk bagian utara bangunan.
Seperti pantauan detikcom di lokasi, sebagian pondasi bangunan penahan terbawa aliran sungai. Bahkan tanaman ayoman dan rambu lalu lintas yang sebelumnya berada di tepi jalan ikut jatuh ke sungai.
Di tempat terpisah, Kepala Seksi Jalan dan Jembatan UPT Balai Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (BPJ) Jatim, Budi Hari Santoso menjelaskan pihaknya sudah memasang rambu berupa drum di lokasi kejadian. Selain itu, untuk mencegah gerusan pihaknya memasang terpal pada titik tersebut.
Menurut Budi Hari, penahan jalan yang ambrol merupakan bangunan lama. Daya tahannya makin berkurang seiring bertambahnya usia. Saat ini pihaknya tengah mengusulkan perbaikan kepada pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Kami masih menanti rekomendasi dari Bapak Bupati karena kejadian ini disebabkan bencana alam. Selanjutnya rekomendasi akan menjadi dasar usulan kepada pemerintah provinsi," kata Budi.
Tidak itu saja, tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Provinsi akan terjun ke lokasi. Kajian tim tersebut nantinya akan menjadi rujukan upaya normalisasi.
Selain ruas Bolosingo, ada 2 titik gerusan lain di jalur Pacitan-Ponorogo. Yakni di KM Surabaya 246 dan 248. Keduanya berada di ruas Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo.
"Ada juga gunturan kecil, sedang, hingga besar. Jumlahnya antara 5 hingga 7 titik," pungkasnya seraya menjelaskan jika pihaknya sudah menyiagakan alat berat untuk antisipasi. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini