Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, 10 kecamatan yang terdampak bencana yakni Trenggalek, Pogalan, Suruh, Tugu, Karangan, Panggul, Bendungan, Dongko, Pule dan Durenan.
"Kalau desanya untuk sementara ada 40 desa, di satu desa itu ada yang terkena dua bencana sekaligus, longsor dan banjir. Saat ini proses pendataan masih terus berlangsung," kata Nur Arifin, Kamis (7/3/2019).
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Trenggalek, ada 24 desa yang terdampak banjir dan tersebar di tujuh kecamatan. Yakni Trenggalek, Pogalan, Tugu, Karangan, Suruh, Panggul dan Kecamatan Durenan.
Dampak bencana banjir terparah di Kecamatan Trenggalek, Pogalan dan Kecamatan Panggul. Dengan rata-rata ketinggian air mencapai 50 sentimeter hingga 1,5 meter.
"Sedangkan bencana tanah longsor menerjang 20 desa yang tersebar di Kecamatan Trenggalek, Suruh, Panggul, Tugu, Dongko, Bendungan dan Kecamatan Pule," kata Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Kedaruratan BPBD Trenggalek, Agung Widodo.
![]() |
Dampak tanah longsor bervariasi, mulai dari rumah rusak hingga ambrolnya akses jalan utama antar kabupaten. Wilayah terdampak longsor paling parah berada di Kecamatan Pule, Suruh dan Kecamatan Dongko.
"Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama jajaran terkait dan warga turun ke titik-titik bencana untuk membantu proses pembersihan dan evakuasi," pungkasnya. (sun/sun)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini