Seperti dilansir AFP, Kamis (7/3/2019), McSally (52) yang pernah mengabdi di Angkatan Udara AS selama 26 tahun ini, mengungkapkan hal itu dalam audiensi komisi Senat AS soal kekerasan seksual dalam korps militer yang digelar pekan ini. McSally diketahui pernah menjabat komandan skuadron petempur.
"Saya juga seorang penyintas kekerasan seksual militer, tapi tidak seperti kebanyakan penyintas pemberani lainnya, saya tidak melapor soal saya diserang secara seksual," ucap McSally dalam pernyataan emosional di gedung parlemen AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para pelaku menyalahgunakan jabatan mereka dengan cara-cara mendalam. Dalam satu kasus, saya diintai dan kemudian diperkosa oleh seorang perwira atasan," ungkap McSally yang merupakan Senator dari Partai Republik ini.
McSally diketahui mengabdi pada Angkatan Udara AS hingga tahun 2010 dan pensiun dengan pangkat kolonel. Dia menyebut dirinya selama bertahun-tahun tetap bungkam soal pemerkosaan yang dialaminya itu. "Tapi belakangan dalam karier saya, saat militer menghadapi skandal-skandal dan respons-respons mereka yang tidak layak, saya merasa perlu untuk membiarkan beberapa orang tahu soal ini -- saya juga seorang penyintas," tegasnya.
Lebih lanjut, McSally menuturkan dirinya sempat ingin keluar dari militer namun mengurungkan niatnya.
"Saya nyaris keluar dari Angkatan udara saat 18 tahun mengabdi karena putus asa. Seperti kebanyakan korban, saya merasa sistem telah memperkosa saya berulang kali. Tapi saya tidak berhenti. Saya memutuskan tetap tinggal dan melanjutkan pengabdian dan perjuangan dan memimpin, untuk menjadi suara dari dalam jajaran tentara wanita dan kemudian di House (House of Representatives) dan sekarang di Senat," terangnya.
Ditegaskan McSally bahwa para komandan militer perlu mendapat pendidikan lebih baik dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual. "Kita sudah menempuh jalan panjang untuk menghentikan kekerasan seksual militer tapi kita masih memiliki jalan panjang," cetus McSally.
"Saya menceritakan hal menjijikkan soal kegagalan sistem militer dan banyak komandan yang gagal menjalankan tanggung jawab mereka. Kita harus mendidik, memilih dan kemudian mendidik komandan yang ingin melakukan hal-hal benar tapi naif pada kenyataan kekerasan seksual. Kita harus memastikan semua komandan terlatih dan diberdayakan untuk mengambil langkah hukum, mengadili dengan adil dan mengenyahkan para pelaku dari jajaran kita," imbuhnya.
Selain McSally, Senator Republikan lainnya, Joni Ernst, yang mewakili negara bagian Iowa dan juga seorang veteran militer juga pernah mengungkapkan pada awal tahun ini bahwa dirinya pernah diperkosa saat masih kuliah.
Laporan yang dirilis Pentagon pada Mei 2018 disebutkan bahwa jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan meningkat sekitar 10 persen pada tahun 2017. Disebutkan Pentagon bahwa pihaknya menerima 6.769 laporan kasus kekerasan seksual yang melibatkan personel militer.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini