"Bagi saya ini (nyaleg) adalah hobi. Jadi, saya akan terus mencalonkan diri sampai fisik saya tidak mampu lagi," kata Hasymi kepada detikcom saat memijat pasien di Desa/Kecamatan Sooko, Mojokerto, Rabu (6/3/2019).
Pengakuannya tersebut memiliki dasar karena hingga saat ini ia tercatat sebagai salah satu Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN). Ia akan bertarung di Dapil 2 Kecamatan Kranggan, Mojokerto.
Padahal, dalam dua Pileg sebelumnya yakni 2009 dan 2014 ia menelan kegagalan. Ia mengaku tidak kapok bahkan akan terus mencalonkan diri selama fisiknya masih memungkinkan.
Menurut Hasymi, pencalonannya tahun ini tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan dua Pileg sebelumnya. Sebagai seorang tukang pijat, Hasymi hanya melakukan rutinitas berkeliling mencari pasien menggunakan sepeda angin kesayangannya.
Sembari mengais rezeki, duda dua anak itu juga mempromosikan dirinya ke para pasien yang dia temui. Bahkan di kecamatan tempat ia mendulang suara, Hasymi tidak memasang tarif untuk jasa pijatnya.
"Seikhlasnya saja, tak bayar juga tak masalah. Hitung-hitung sambil kampanye," imbuhnya.
Sebelumnya, Hasymi juga menyampaikan rata-rata penghasilannya sebagai tukang pijat yang hanya mencapai Rp 3 juta per bulan. Dengan penghasilannya tersebut ia hanya mampu membuat stiker sebagai alat praga kampanye. (sun/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini