"Ada 4 buah. Dua masih aktif dan 2 proses pembuatan," kata Karo Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/3/2019).
Tempat persembunyian Ali Kalora cs yang dimaksud Dedi adalah lokasi kontak tembak, Padopi, Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Selain bom lontong, satgas yang terdiri dari tim TNI-Polri ini menemukan amunisi senjata yang dimodifikasi kelompok Ali Kalora menyerupai bom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi menyebut bom lontong adalah bom khas kelompok Ali Kalora. "Ini merupakan ciri khas Ali Kalora," katanya.
Saat ini, selain memeriksa anggota Ali Kalora yang tertangkap, Aditya, secara intensif, Satgas Tinombala masih terus lakukan pengejaran terhadap para DPO.
"Kami berhasil me-mapping di mana lokasi kelompok tersebut melarikan diri. Satgas Tinombala melakukan lokalisir, pagar betis agar kelompok tersebut semakin tersudut karena pasokan logistiknya semakin menipis, amunisi semakin berkurang, senjata cuma satu laras panjang, laras pendek cuma dua," jelas Dedi.
Minggu (3/3), Satgas Tinombala terlibat kontak tembak dengan sekitar 5 anggota Ali Kalora. Hasil kontak tembak tersebut, satu DPO atas nama Basir alias Romzi tewas dan satu anggota DPO atas nama Aditya tertangkap hidup-hidup.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini