Hasto awalnya mengatakan proses pemilihan presiden dimulai dari rancangan perundang-undangan yang diikuti seluruh partai yang berada di parlemen, baik dari kubu Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasto lantas menyinggung pihak-pihak yang, menurutnya, mencoba mendelegitimasi pemilu.
"Seluruh proses dimulai dari rancangan perundang-undangan, sampai kemudian diputuskan melalui pembahasan bersama. Tidak ada partai yang tidak terlihat di dalam pembahasan itu," kata Hasto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto menegaskan semua pihak memiliki fungsi dan terlihat dalam pengawasan pemilu. Dia kemudian menyinggung soal upaya delegitimasi penyelenggara pemilu.
"Semua ikut, semua memiliki fungsi di dalam pengawasan. Kemudian sangat disayangkan ketika ada pihak-pihak yang mencoba melakukan delegitimasi terhadap penyelenggara pemilu tersebut," katanya.
Hasto kemudian membeberkan alasan penguatan Bawaslu dalam fungsi pengawasan. Menurutnya, ini karena mereka tidak ingin KPU kembali seperti zaman dahulu dan mendapat janji-janji posisi strategis ketika pilpres selesai.
Sekjen PDIP itu juga menceritakan alasan pembentukan DKPP serta kewenangan-kewenangannya. Menurutnya, ini demi pemilu yang lebih baik serta untuk menindak penyelenggara pemilu jika terbukti menguntungkan salah satu pasangan calon.
Bagi Hasto, upaya mendelegitimasi penyelenggara pemilu sangat tidak beralasan mengingat alasan-alasan yang disampaikannya di atas.
"Karena itulah upaya yang dilakukan, delegitimasi pemilu, sekali lagi sangat kami sesalkan. Berbagai pernyataan yang justru menambah gaduh situasi politik nasional,'" sebut Hasto.
Dia lalu mengungkit demo Amien Rais di KPU beberapa waktu lalu. Padahal, kata Hasto, aspirasi Amien seharusnya bisa disampaikan via PAN.
"Sebagaimana beberapa waktu lalu Pak Amien Rais melakukan demo secara langsung di depan KPU, itu seharusnya sebuah sikap yang bisa disampaikan melalui PAN. Toh, selama ini PAN juga mengakomodasikan Pak Amien Rais. Kenapa dalam hal tersebut tidak menggunakan instrumen politiknya," sebut Hasto.
"Contoh mengakomodasikan, kan putra-putri beliau juga menjadi caleg dari PAN, kan kira-kira seperti itu. Kenapa dalam hal seperti ini tidak menggunakan instrumen demokrasi yang ada," ucap dia. (gbr/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini