Simulasi dilakukan agar anggota Polres Kediri Kota, khususnya yang bertugas di TPS dan pasukan baik Unit Intel, Reskrim, Sabhara dan Brimob bisa mengerti dan mengetahui secara langsung apa yang boleh, tidak boleh dilakukan saat melakukan tugas pengamanan TPS.
Menurut Kapolres Kediri Kota AKBP Anthon Haryadi, dirinya sengaja mengerahkan anggotanya nyaris sesuai kekutan personil polres Kediri Kota sesuai fungsinya, mulai dari negosiasi massa, menenangkan massa, melindungi dan mengamankan surat suara dan petugas TPS hingga bertugas bertindak melumpuhkan dan menangkap pelaku kericuhan.
"Untuk simulasi pengamanan pilpres pihaknya mengerahkan 502 personel, tetapi dalam realitanya pelaksanaan pengamanan operasi Mantap Brata untuk personel Polri yang dilibatkan dua pertiga kekuatan yaitu 602 personel ini baru kekuatan Polri saja di luar kekuatan BKO Brimob maupun BKO TNI juga dari Linmas," jelas Anthon Haryadi saat memberikan keterangan usai pelaksanaan simulasi, Sabtu (2/3/19).
Anthon juga menambahkan, untuk tingkat kerawanan di wilayah hukum Polresta Kediri semua sama. Pemilu kali ini diperkirakan berlangsung cukup lama, oleh karena itu perlu adanya penebalan personel untuk pengamanan.
"Selain dari TNI dan Linmas, kita juga ada kekuatan sejumlah 100 personel kompi Dalmas Kerangka yang kita standby-kan di Mapolresta Kediri, satu SSK Brimob dan satu SSK TNI. Pasukan tersebut akan kita gunakan untuk patroli pada saat hari pencoblosan. Untuk melaksanakan patroli skala besar tentunya sasarannya selektif, prioritas tergantung perkembangan situasi," pungkas Anthon.
Berdasar pantauan detikcom, pelaksanaan simulasi dilakukan secara total, seolah terjadi kerusuhan dan kericuhan nyata, sehingga tindakan pasukan Sabhara, Brimob dan Mobil Water canon untuk membuyarkan massa, serta letusan senjata peluru hampa nyata terdengar.
Simak Juga 'Potret Antusias Para Difabel Jalani Simulasi Pemilu':
(iwd/iwd)