"Mulai pukul 13.00 aliran listrik sudah 95 persen on. Dan bisa menyuplai kebutuhan listrik di banyak ruangan," terang Kepala Humas RSSA Rusyandinj Perdana Putri melalui keterangan resminya.
Dia mengatakan, ruangan-ruangan yang sudah teraliri listrik di antaranya, genset, gedung IGD, LPJT, Irna 3 dan 4, Perinatologi. Sebagian instalasi gizi, Irna 1 kecuali di ruang 26, HD, Irna 2, MEI, Ipal, gedung utama di lantai 1 dan sebagian di lantai 2, serta lantai 3, terakhir masjid.
"Itu semua ruangan dan pelayanan yang sudah teraliri listrik," ungkap Rusyandini.
Pihaknya, jelas dia, sudah bisa menerima rujukan, namun hanya penanganan kasus tertentu dan terbatas.
Yakni pada kasus emergency yang tidak membutuhkan peralatan medis. Berupa ventilator dan juga tidak membutuhkan tindakan pembedahan.
"Untuk pelayanan yang tidak emergency dan membutuhkan aliran listrik seperti fisioterapi dan radioterapi, untuk sementara belum bisa kami layani sampai dengan aliran listrik normal kembali," ujarnya.
RSSA juga belum bisa memberikan penanganan untuk tindakan operasi, terkecuali emergency.
"Pelayanan laboratorium dan radiologi akan kami rujuk secara partial, hemodialisa tetap berjalan dan rawat jalan tetap bisa dilayani. Namun karena seluruh kegiatan secara manual, maka memakan waktu yg lebih lama," tandasnya.
Putusnya aliran listrik di RSSA berawal dari arus pendek pada rangkaian panel genset, Rabu (20/1) siang.
Percikan api membakar ruang panel berukuran 6 kali 2 meter dan membakar genset berkapasitas 2000 kva. Tidak ada korban dalam kejadian ini, namun ratusan pasien terdampak dan sebagian besar harus dievakuasi keluar ruangan IGD, ICU dan paviliun karena kepulan asapa kebakaran yang masuk ke dalam ruang perawatan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini