"Saya sudah cek dan data itu sedang dicek oleh BNN (Kota Depok), mereka sedang cek dari mana data ini," kata Idris kepada wartawan di Balai Kota Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Kamis (28/2/2019).
Idris mengatakan pihaknya sudah meng-crosscheck informasi tersebut ke BNN pusat. Idris mengatakan BNN pusat telah menjawab dan membantah informasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idris mengatakan pihaknya telah melaporkan hal ini ke polisi. "Nah ini sedang dicek siapa penyebar hoax pertama ini ya, sama polisi sedang dicek," imbuhnya.
Meski begitu, Idris tidak menampik bahwa di Depok masih banyak beredar narkoba. Tetapi, menurutnya, angkanya tidak sebanyak yang disebutkan di beberapa media.
"Kalau narkoba ya memang kalau di Jabar banyak, tapi data kemarin itu 9 dari 19 titik ada di Depok. Ya nggak seperti itulah, ini menurut Pak Rusli. Data ini saya waktu itu bilang dari wartawan, saya forward ke dia. Dicek ke pusat, kepala BNN bilang nggak soal itu, nggak pernah nyatakan itu kok. Gitu ya jadi begitu, tapi kalau narkoba memang banyak," paparnya.
Informasi soal kampung narkoba terbanyak di Depok itu berawal dari press release yang dikeluarkan oleh Humas Jabar melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Jawa Barat pada Selasa (26/2). Rilis Humas Pemprov Jabar itu bertajuk 'BNN menyasar 15 lokasi terpapar narkoba di Jawa Barat'.
Dalam rilis tersebut, Humas Pemprov Jabar mengutip pernyataan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Rilis itu berkaitan dengan peresmian gedung baru BNN Provinsi Jawa Barat di Jalan H Hasan (Soekarno-Hatta) pada Selasa, 26 Februari 2019.
Humas Pemprov Jabar juga mengutip keterangan Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko, yang juga menghadiri peresmian gedung baru BNN itu. Dalam sambutannya, Heru, seperti dirilis Humas Jabar, menyebut ada 15 lokasi di Jawa Barat yang terpapar narkoba.
"Ada 15-an (lokasi terpapar narkoba di Jawa Barat), sembilan ada di Depok dan yang lainnya tersebar. Saya bicara dengan Pak Gubernur (Jabar) agar kampung-kampung (lokasi terpapar narkoba) ini bisa kita garap. Kita kembalikan kampung-kampung ini menjadi seperti kampung-kampung yang lain," ujar Heru sebagaimana rilis tersebut.
Dalam rilis itu pula, pengedar di kampung-kampung tersebut kebanyakan ibu-ibu. Untuk itu, dia menilai perlunya pemberdayaan ekonomi di kampung-kampung untuk mencegah ibu-ibu jadi pengedar narkoba.
"Kampung-kampung ini nanti kita garap, karena banyak pengedar di kampung itu ibu-ibu. Sekarang kita coba bagaimana mereka punya mata pencaharian, pengedar narkoba ini kita ubah agar punya keterampilan. Nanti ada startup atau kita pasarkan secara online hasil-hasil binaan dari BNN, namanya stopnarkoba.com," tukas Heru.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini