Apalagi di dekat tubuh korban ditemukan gurinda yang masih menyala, Kamis (14/2). Polres Ponorogo akhirnya memperluas olah TKP dan menemukan kaus yang terdapat bercak darah di belakang rumah.
Seorang saksi sekaligus adik korban, Musriah (45) mengatakan dirinya menemukan kakaknya dalam posisi sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya.
"Saya tahu pukul 08.00 WIB, di dalam kamar itu. Darahnya banyak, mesin gerinda masih nyala akhirnya sama anaknya dimatikan mesinnya," tutur Musriah saat ditemui detikcom di lokasi, Kamis (14/2/2019).
Polisi menduga, ibu rumah tangga itu bunuh diri karena motif ekonomi. Suami Ismijati disebut jarang pulang dan meninggalkan banyak utang.
"Sang suami Edi Purwanto jarang pulang dan tidak memberikan nafkah. Bahkan anak bungsunya yang kini duduk di kelas 1 SMA sudah beberapa bulan terakhir belum membayar uang sekolah," ujar Kapolsek Kota AKP Lilik Sulastri kepada detikcom saat ditemui di lokasi.
Namun Ismijati rupanya dibunuh. Pelakunya tidak lain suaminya, Edi. Dia ditangkap polisi di rumah istri keduanya, di Kendal, Jawa Tengah. Karena sempat ada perlawanan saat ditangkap pelaku ditembak kakinya.
"Nggak tahu ada setan apa tahu-tahu kok kejadiannya begitu. Saya tidak membunuh tapi secara tidak sengaja itu, rebutan gerinda. Dia yang megang sendiri gerindanya saya halangi tetap kena ke lehernya," tutur Edi saat ditemui detikcom di RS Aisyiyah untuk perawatan luka tembak, Minggu (17/2).
Edi kemudian menceritakan detik-detik gurinda menggores leher sang istri. Kala itu ia juga memukul korban 3 kali lantaran kesal.
"Awalnya cek cok, saya sering diomeli karena tidak bawa uang. Padahal sudah saya kasih, sedikit, terus ngomel-ngomel," tutur Edi.
Menurut Edi, dirinya tidak berniat membunuh istrinya. Pagi itu, dirinya pulang ke rumah dan terjadi cekcok. Penyebabnya, tunggakan sekolah anaknya selama 5 bulan dan cicilan sepeda motor. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini