Pernyataan yang meminta Fadli tidak sok puitis disampaikan oleh Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily saat dimintai tanggapan soal aksi protes Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak) di Kabupaten Kudus terhadap puisi Fadli. Ace awalnya memaklumi protes para santri.
"Jangan mempolitisasi doa dan mempolitisasi ulama. Apalagi Mbah KH Maimoen Zubair itu seorang ulama sepuh yang sangat dihormati," ujar Ace kepada wartawan, Jumat (8/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ace, puisi Fadli itu bermaksud buruk. Saat inilah Ace meminta Fadli tidak sok puitis.
"Sebenarnya puisinya Fadli Zon ini bermaksud memanfaatkan slip of tongue Mbah Maimun dalam doanya beliau di depan Pak Jokowi. Namun karena niat jeleknya itu, justru puisi itu dinilai menghina kiai yang sangat dihormati. Ini pelajaran bagi Fadli agar jangan sok puitis. Jangan mempolitisasi ulama untuk kepentingan elektoral," tegas politikus Golkar itu.
Pernyataan Ace yang meminta Fadli tidak sok puitis ditanggapi oleh Jubir BPN Andre Rosiade. Mulanya Andre merespons dengan mengatakan bahwa Fadli seorang seniman dan sudah terbiasa membuat puisi.
"Ya Bang Fadli itu dari dulu memang seorang seniman, jadi bukan sok puitis. Memang beliau seorang seniman, memang suka berpuisi dari SMP dan beliau fakultas sastra, S1-nya kan fakultas sastra. Jadi ya wajar ya dia berpuisi. Jadi bukan sok-sok puitis gitu loh," kata Andre saat dimintai tanggapan, Sabtu (9/2/2019).
Andre lalu balik menyindir pihak TKN. Politikus Gerindra itu menyebut pihak yang justru sok puitis adalah orang yang disebut Fadli sebagai 'makelar doa'.
"Yang aneh itu sang makelar doa, yang baru-baru, tiba-tiba bisa bikin puisi gitu loh. Itu yang sok puitis, sang makelar doa, temennya Bang Ace (Jubir TKN Ace Hasan Syadzily). Sang makelar doa," sindir Andre sambil tertawa.
Soal puisi Fadli berjudul 'Doa yang Ditukar' memang 'berbuntut' panjang. Sejumlah pihak dari kubu Jokowi ikut menanggapi di antaranya Ketum PPP Romahurmuziy atau Romi dan politikus Golkar Nusron Wahid.
Nusron misalnya. Dia mengomentari soal sosok 'kau' yang disebut Fadli sebagai 'makelar doa'. Menurutnya, Fadli sama saja menganggap KH Maimun Zubair (Mbah Moen) bisa digerakkan oleh makelar.
"Kalau yang dimaksud 'kau' adalah makelar doa. Ini juga zalim. Seakan-akan doanya Mbah Moen bisa dimakelarin. Jangan samakan diri Fadli Zon yang biasa dimakelarin orang, dengan Kiai Maimoen," ujar Nusron dalam kepada wartawan, Sabtu (9/2/2019). (zak/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini