Penderita 3 Orang, Dinkes Kota Pasuruan Sebut Kasus DB Menurun

Pasuruan - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah daerah di Jawa Timur meningkat. Namun di Kota Pasuruan jumlah penderita yang disebabkan nyamuk aedes aegypti relatif menurun.

Selama Januari 2019, tercatat ada tiga kasus DBD. Jumlah ini menurun signifikan dari periode yang sama tahun lalu sebanyak delapan kasus.

"Di bulan Januari ada tiga warga yang terserang DBD. Dua orang dewasa dan satu anak. Semuanya warga Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Purworejo," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Shierly Marlena kepada detikcom, Jumat (1/2/2019).

Shierly mengatakan ketiga penderita tersebut sudah ditangani dengan perawatan intensif di rumah sakit. Kondisi ketiga pasien sudah membaik.

Baca juga: Berhasil Tekan DBD di Surabaya, Risma Sebut Peran Kader Jumantik

"Kalau warga sensitif mengenali gejala DBD, segera periksa jika ada tanda-tanda DBD, bisa cepat tertangani. Petugas kami siaga di setiap Puskesmas. Ada juga Pokja DBD di setiap kelurahan," terangnya.

Menurut Shierly, jumlah kasus DBD di Kota Pasuruan menurun dari tahun sebelumnya di periode yang sama. Pada Januari 2018, ada delapan orang terserang penyakit akibat virus dengue tersebut.

"Meski begitu, kami minta warga tetap waspada dengan terus aktif menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah adanya jentik nyamuk," terangnya.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah Tinggi, Penjualan Jus Jambu Naik 100%

Selain dengan menutup tempat penampung air, menguras dengan rutin, mengubur sampah organik dan mendaur sampah nonorganik, pola hidup bersih di rumah juga harus dilakukan.

"Kebersihan dalam rumah juga dijaga, seperti gantungan pakaian janga sampai menumpuk karena bisa jadi pemicu," tandas Shierly.

Pihak dinas, kata Shierly, setiap tahun rutin menjalankan program pencegahan. Namun saat musim hujan, ada peningkatan diantaranya pendistribusian abate di setiap kelurahan dan maksimalisasi Pokja DBD yang merupakan kader binaan Puskesmas.

Berdasarkan data Dinkes, kasus DBD di Kota Pasuruan cenderung menurun dua tahun terakhir. Selama 2017, tercatat 122 kasus, sedangkan tahun 2018 ada 55 kasus. Dari kasus-kasus tersebut seluruhnya tertangani dan pasien terselamatkan. (fat/fat)