Direktur RS Mardi Rahayu Kudus, dr Pujianto, menyebutkan saat ini pasien DBD yang menjalani perawatan di RS Mardi Rahayu memang meningkat. Bahkan, kasus DBD menyumbang 1 persen angka kematian yang diakibatkan penyakit.
"Dari data kami, ada 148 Pasien DBD di RS Mardi Rahayu Kudus pada Januari 2019. Rincian rawat inap 91 dan rawat jalan 57 orang," kata Pujianto kepada wartawan, Rabu (30/1/2019). yang diakibatkan penyakit. "Jadi perlu diwaspadai bersama," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah bulan ini meningkat dibanding sebelumnya. Pada bulan Desember 2018 ada 60 pasien dengan rincian 42 orang rawat inap selebihnya rawat jalan.
Angka pasien DBD di rumah sakit tersebut memang cukup tinggi. Pada 2 tahun terakhir, jumlah DBD paling banyak terjadi 2017 yakni 566 kasus yang terdiri atas 423 rawat inap dan 143 rawat jalan. Kemudian, 2018 sebanyak 353 kasus yang teridiri 247 rawat inap dan 106 rawat jalan.
"Selama ini pandangan masyarakat kalau DBD harusrawat inap di rumah sakit. Ini menjadi hal yang menakutkan (untuk datang berobat)," ungkap dia.
Pasien DBD, lanjutya, tidak harus rawat inap jika mendapat penanganan tepat. Penderita bisa dirujuk, yakni apabila gejala penyakit mulai mengkahwatirkan. "Seperti demam tinggi, terjadi pendarahan, dan lemas. Harus segera dirujuk," tambahnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini