Banjir di Batang Akibat Pendangkalan Sungai dan Alih Fungsi Lahan

Banjir di Batang Akibat Pendangkalan Sungai dan Alih Fungsi Lahan

Robby Bernardi - detikNews
Senin, 28 Jan 2019 17:24 WIB
Bupati Batang Wihaji saat meninjau SMPN 9 Batang di Karangsem Utara. Foto: Robby Bernardi/detikcom
Batang - Banjir yang menggenangi sembilan kelurahan di Kabupaten Batang sejak Sabtu (26/1) kini mulai surut. Bupati Batang, Wihaji menyebut ada dua penyebab banjir di wilayahnya ini.

"Curah hujan tinggi dan pendangkalan sungai menjadi akibat banjir di Kota Batang,"kKata Wihaji usai meninjau SMP N 9 Batang yang terdampak banjir, Senin (28/1/2019).

Untuk itu Pemkab bakan berkoordinasi dengan Pemprov Jateng untuk menormalisasi sungai di Batang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sungai menjadi kewenangan provinsi, sehingga kita akan koordinasikan agar bisa diatasi secepatnya karena ini akan menjadi permasalahan tahunan kalau tidak diatasi," katanya.

Selain itu, menurut Wihaji, alih fungsi lahan juga berpengaruh, karena dulu sawah menjadi serapan air kini berubah menjadi perumahan.


"Area persawahan yang kini menjadi lahan perumahan. Kita akan analisa lahan yang alih fungsi menjadi perumahan, untuk merencanakan pembangunan embung sebagai penampung air hujan," jelas Wihaji.

Sementara itu, SMP N 9 Batang yang sempat tergenang banjir setinggi satu meter kini telah aman. Namun 50 persen buku di sekolah itu rusak akibat.


Kepala SMPN 9 Casyanto mengatakan, banyak Surat Pertanggungjawaban yang terendam air.

"Ada buku pelajaran siswa yang belum sempat kita distribusikan untuk semester dua hancur," jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batang, Achmad Thaofiq, mengakui dari belasan sekolah, seperti SMK SUPM, SMPN 1 Kandeman, SMPN 2 Batang, dan beberapa SD di Desa dan Kelurahan yang terdampak banjir, kondisi terparah ada di SMPN 9 dan SDN Klidang Lor 1.


"Kami sudah menghimbah kepada pihak sekolahan, kalau butuh bantuan air bersih untuk membersihan sekolah segera lapor," kata Achmad Thaofiq.

Bupati Wihaji menambahkan, banjir selama dua hari di wilayahnya ini menimbulkan kerugian senilai miliaran rupiah.

"Kalau dihitung kerugian pastinya atau resminya belum kita hitung, karena kalau dihitung dari kerugian aktivitas sampai kerugian persawahan dan harta benda warga dan sekolahan yang terkena banjit mencapai miliaran," kata Wihaji. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads