"Saya khawatir kayak ada langkah penggembosan kepada Pak Jokowi ya. Kok tiba-tiba... modus yang dituduhkan kepada Pak Prabowo itu ada di Pak Jokowi semua gitu," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Tak hanya soal 'Indonesia Barokah', Fahri kemudian mengungkit soal rencana pembebasan terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir yang terkesan maju-mundur. Dia menyebut rencana ini juga merupakan salah satu upaya penggembosan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bahkan menilai maju-mundurnya pembebasan Ba'asyir ini lebih parah daripada hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet. Fahri mengingatkan agar Jokowi lebih berhati-hati. Fahri berbicara soal dugaan operasi intelijen.
"Kasus Ba'asyir ini kan memalukan sekali. Ini kan kayak lebih parah dari hoax Ratna Sarumpaet. Jadi mungkin ini ada operasi intelijen gitu ya, Ratna Sarumpaet dikirim ke sebelah sini, ini dikirim ke sebelah situ, akhirnya saling melucuti," ucap Fahri.
"Hati-hatilah, Pak Jokowi, karena ini sepertinya ada upaya Pak Jokowi kayak digeruduk pelan-pelan," imbuhnya.
Terkait 'Indonesia Barokah', Bawaslu menyatakan tabloid itu tak mengandung unsur kampanye. Namun anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo menyebut Bawaslu daerah sudah berkoordinasi dengan takmir masjid agar tidak mengedarkan tabloid tersebut.
"Sudah ada penanganan di salah satu kabupaten, dibahas polisi dan jaksa, tidak ada unsur kampanye. Pelanggaran terjadi kalau ada bahan kampanye, tapi (di tabloid) tidak ada bahan kampanye," ujar Dewi. (tsa/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini