Menurut pria yang akrab disapa HNW ini, para santri turut berjuang dan terlibat langsung dalam berdirinya NKRI. Beberapa nama, seperti Panglima Besar Soedirman dan Agus Salim, merupakan contoh santri yang berjuang menuntut berdirinya NKRI.
Karena itu, para santri dan dunia pesantren pada umumnya dituntut mengulang sejarah, ikut berdarma bakti kepada bangsa dan negara. Banyak bidang, menurut HNW, yang bisa digunakan oleh para santri untuk berperan dalam pembangunan. Salah satunya dunia pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu disampaikan HNW saat menerima kunjungan pengurus harian Pondok Pesantren Modern Baitussalam, Prambanan. Acara tersebut berlangsung di ruang pertemuan pimpinan MPR, Gedung Nusantara III, Jakarta. Delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam dipimpin ketuanya, KH Abdul Hakim.
Saat ini, kata HNW, yang juga pembina Pesantren Baitussalam, di Indonesia terdapat sekitar 26.000 pondok pesantren. Dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan ponpes Nahdlatul Ulama. Karena itu, setiap kali peringatan Hari Santri, suasana NU-nya sangat kental. Padahal tidak semua pondok itu milik Nahdlatul Ulama. Ada juga ponpes milik Muhammadiyah, Persis, atau organisasi yang lain.
Karena itu, kata HNW, Ponpes Modern Baitussalam tidak perlu meniru-niru pondok lain. Sebaliknya, Baitussalam harus mampu menjadi dirinya sendiri, berdiri dan mencirikan dirinya sendiri. Karena Baitussalam memang memiliki ciri tersendiri dibanding pondok-pondok yang lain.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini