Barang bukti yang dimusnahkan berasal dari enam kasus yang ditangani sejak awal Desember 2018 sampai Januari 2019. Bahkan sabu terbanyak didapatkan dari jaringan sekeluarga asal Panukal Abab Lematang Ilir (PALI).
"Ini ungkap kasus narkoba pada Desember-Januari atau 1,5 bulan terakhir. Tercatat ada 6 kasus dan yang menonjol ini yang pengendalinya sekeluarga. Pecatan dari Polri tahun 2016," kata Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnian, Selasa (22/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pemusnahan yang dihadiri Wakil Gubernur Sumsel Mawardi, Kepala BNN Sumsel Brigjen Turman Panjaitan, serta Kejati Ali Mukartono, Kapolda mengaku peredaran narkoba di Sumsel kini telah memprihatinkan.
Bahkan, di salah satu daerah di Panukal Abab Lematang Ilir, tercatat ada daerah yang mengkonsumsi sabu sampai 2 kg dalam 1 bulan. Jumlah itu pun tercatat sejak beberapa tahun terakhir.
"Peredaran narkoba ini saya bisa bilang sudah memprihatinkan. Ada salah satu desa di PALI, Desa Air Hitam itu bahkan dalam sebulan 2 kg sabu itu bisa habis. Ini desanya kecil, tapi banyak pemakai," kata Zulkarnain.
"Dengan pemusnahan ini, kami totalkan untuk sabu itu senilai Rp 30 miliar serta ekstasi Rp 15 miliar. Kalau dengan total keseluruhan Rp 45 miliar, artinya kami telah menyelamatkan 70 ribu jiwa," katanya.
Secara tegas, mantan Kapolda Riau ini mengaku banyak peredaran sabu yang dilakukan dari dalam lapas. Salah satu kasus yang ditangani yaitu jaringan satu keluarga di PALI dan pecatan anggota Polri bernama Firmansyah.
"Saya katakan ini banyak dikendalikan oleh bandar dari Lapas. Maka dari itu, saya bilang ke Direktur Narkoba kalau ada bandar sikat saja, pahamlah sikat apa yang saya maksud," tutup jenderal bintang dua ini. (ras/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini