Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Azi Pratas Guspitu mengatakan saat ditemukan tak bernyawa, Sabtu (12/1), mulut korban diikat dengan kain slayer. Bagian dalam mulut korban ternyata disumpal dengan kantong plastik. Adanya kantong plastik di rongga mulut ditambah ikatan slayer yang kuat mengakibatkan korban kesulitan bernafas.
"Dokter yang melakukan autopsi menyimpulkan korban meninggal karena kehabisan nafas. Tidak ada luka sama sekali di tubuh korban," kata Azi saat dihubungi detikcom, Selasa (15/1/2019).
Dia memastikan, Endang tewas akibat dibunuh. Namun, hingga kini Azi mengaku masih menyelidiki pelaku pembunuhan ini.
Terkait 2 pria yang pertama kali menemukan mayat Endang, menurut Azi, mereka adalah saudara korban. Belum ada bukti yang mengarah pada keterlibatan kedua pria tersebut dalam kasus pembunuhan ini.
"Mereka kan dari Malang dan Surabaya, kalau ke Jombang selalu mampir ke rumah korban yang masih saudaranya," terangnya.
Endang ditemukan tewas membusuk di dapur rumahnya, Dusun/Desa Peterongan, Sabtu (12/1) sekitar pukul 07.00 WIB. Jenazah Endang pertama kali ditemukan oleh Johanes (52), warga Perumahan Wisata Bukit Mas, Lakarsantri, Surabaya, dan Harjono (67), warga Jalan Pajajaran, Klojen, Kota Malang. Kedua pria itu datang ke rumah korban untuk bertamu.
Tewasnya Endang tergolong tak wajar. Pasalnya, kedua tangan korban berada di belakang punggung dan diikat menggunakan karet ban bekas. Selain itu, mulut korban dijejali kain slayer yang diikat melingkar dua kali ke bagian leher. Korban diperkirakan tewas sejak 4 hari sebelum mayatnya ditemukan.
Sehari-hari Endang tinggal hanya dengan Heru, anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Korban mencari nafkah dengan meminjamkan uang ke para pedagang di Pasar Peterongan. Tempat tinggal korban cukup dekat dengan pasar tradisional tersebut. (iwd/fat)