Itu diakui Kajari Surabaya Teguh Hermawan. Teguh mengatakan kalau WW cukup licin sehingga penangkapannya memerlukan cukup banyak waktu. WW ditangkap setelah ia buroan selama tiga minggu.
"Jadi dia memang cerdik, pindah-pindah tempat. Salah satu modusnya adalah menggunakan KTP palsu," ujar Teguh kepada wartawan di Kejari Surabaya, Jalan Sukomanunggal, Rabu (9/1/2019).
Dengan KTP palsu itu, kata Teguh, cukup mudah bagi WW untuk berpindah-pindah tempat. Selama tiga minggu buron, petugas dari Kejari Surabaya tak menemukan jejaknya.
Petugas baru menemukan jejak WW pada Selasa (8/1) malam. Informasi keberadaan WW diteruskan pagi harinya saat dijemput anaknya di Stasiun Pasar Turi. Saat itulah petugas percaya bahwa sosok tersebut adalah WW.
"Kami mengintai sejak semalam. Kemudian menemukan titik awal di Stasiun Pasar Turi dan kami buntutin hingga kami hadang di Jalan Kenjeran," kata Teguh.
Penangkapan eks Ketua DPRD Surabaya ini berlangsung dramatis. Mobil yang dikendarainya sempat menabrak motor petugas yang hendak menghadangnya. WW sendiri menolak keluar dari mobil. Namun setelah diancam kaca mobil hendak dipecahkan, WW akhirnya menyerah dan akhirnya digelandang ke Kejari Surabaya.
Usai menjalani pemeriksaan administratif selama hampir satu jam, WW akhirnya mengenakan rompi warna pink bernomor 09 bertuliskan Pidsus Kejari Surabaya. Pada pukul 08.00 WIB WW dibawa ke Lapas Klas I Surabaya di Porong. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini