Flashback Pilpres 2014: Prabowo Ngaku Pembela HAM di Depan Jokowi

Menuju Debat Perdana Pilpres 2019

Flashback Pilpres 2014: Prabowo Ngaku Pembela HAM di Depan Jokowi

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Selasa, 08 Jan 2019 16:55 WIB
Debat Pilpres 2014. (Hasan Alhabshy/detikcom)
Jakarta - Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto akan kembali berhadapan di panggung debat pilpres. Pada debat perdana pekan depan, salah satu temanya adalah hak asasi manusia (HAM), yang juga pernah disinggung dalam Pilpres 2014.

Debat perdana Pilpres 2014 sebenarnya tidak secara khusus bertema HAM. Namun Jusuf Kalla (JK), yang kala itu merupakan cawapres, bertanya soal HAM ke Prabowo dan Hatta Rajasa, yang merupakan rivalnya. Prabowo lantas menegaskan dirinya pembela HAM paling keras.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana Bapak mau menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu?" tanya JK, yang mengenakan setelan jas hitam, di Balai Sarbini, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (9/6/2014) malam.

Pertanyaan itu diajukan pada sesi keempat dengan moderator Zainal Arifin Mochtar. Prabowo langsung menjawab pertanyaan tersebut, meski JK tak menyebut kepada siapa pertanyaan itu ditujukan.

"Hak asasi aanusia (HAM) yang paling dasar adalah hak untuk hidup. Kemudian tugas Undang-Undang Dasar yang diberikan kepada sebuah pemerintah republik adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Itu tugas utama pemerintah. Tugas pemerintah harus melindungi segenap tumpah darah Indonesia dari segala bentuk ancaman, baik dari luar maupun dari dalam," papar Prabowo mengawali jawabannya.

Prabowo dan pasangan duetnya, Hatta Rajasa, diberi waktu 3 menit untuk menjawab. Dia kemudian menegaskan pernah menjadi tentara atau abdi negara selama beberapa puluh tahun.

"Sebagai prajurit, manakala kita melaksanakan tugas yang sebaik-baiknya yang menilai adalah atasan. Saya mengerti arah Bapak. Tidak apa-apa, tidak apa-apa, saya tidak apa-apa. Tetapi saya ada di sini, saya sebagai mantan prajurit, telah melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Selebihnya atasan yang menilai. Saya mengerti arah Bapak, 'Apakah saya bisa menjaga HAM, padahal saya pelanggar HAM?', kira-kira itu arahnya Bapak," kata Prabowo disambut tepuk tangan pendukungnya.



Mantan Danjen Kopassus itu lalu mengatakan justru prajuritlah yang sering kali berhadapan dengan keputusan-keputusan sulit. Dia lantas membandingkan dengan kasus di Singapura ketika seseorang memegang bom saja langsung dijatuhi hukuman mati.

"Saya bertanggung jawab, hati nurani saya bersih, saya pembela HAM paling keras di negeri ini. Saya tidak ragu-ragu!" tutur Prabowo.

Waktu menjawab pun habis dan moderator sempat memotong jawaban Prabowo. Moderator kemudian memberi kesempatan kepada Jokowi-JK menanggapi jawaban Prabowo. Kali ini giliran Jokowi yang memberi tanggapan.

"Ya, tadi yang disampaikan Pak Prabowo mungkin saking semangatnya belum disampaikan ke depannya mau melakukan apa. Kedua, belum dijawab masalah diskriminasi, belum dijawab karena terlalu semangatnya menjawab soal hak asasi manusia. Tolong perhatikan lagi pertanyaan Pak JK," ujar Jokowi.



JK kemudian menambahi. Dia bertanya soal penilaian atasan Prabowo pada 1998 atas sikap yang dia ambil. JK menggarisbawahi pernyataan Prabowo bahwa anak buah bergantung pada penilaian atasan.

"Jawaban saya, langkah konkret saya kira di ujungnya adalah pendidikan. Masalah hak asasi manusia ini pendidikan, pendidikan di semua sektor, di semua aparat, kepada pejabat-pejabat karena sering petugas diberi perintah kemudian ada sesuatu yang dinilai tak tepat, merugikan secara politis akhirnya petugas yang dikorbankan dan disalahkan. Pendidikan membutuhkan investasi, ujungnya kembali ke pendidikan. Kepada Pak JK, kita bertanggung jawab kepada atasan kita, kalau Bapak mau tanya, tanya atasan saya waktu itu," jawab Prabowo.

Debat perdana Pilpres 2019 akan berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Jokowi kini berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin, sedangkan Prabowo bersama Sandiaga Uno. Akankah Prabowo kembali ditanya soal ini atau justru Jokowi-lah yang dicecar pertanyaan soal HAM? (bag/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads