Rommy: PPP Ikuti Garis Politik Kebangsaan NU dan Muhammadiyah

Rommy: PPP Ikuti Garis Politik Kebangsaan NU dan Muhammadiyah

Mustiana Lestari - detikNews
Senin, 07 Jan 2019 11:19 WIB
Foto: PPP
Jakarta - Saat menggelar tasyakuran harlah PPP ke-46, Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy menceritakan sejarah partai yang dibentuk hasil fusi empat partai politik yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Parmusi.

Permusi, menurut Rommy, dilahirkan oleh sejumlah ormas Islam, salah satunya adalah Muhammadiyah. Sehingga dapat dikatakan bahwa PPP lahir dari banyak ormas Islam, yang terbesar adalah NU dan Muhammadiyah.

"Sebagai partai yang lahir dari berbagai ormas Islam, seperti NU dan Muhammadiyah, maka PPP mengikuti garis politik kebangsaan yang ditetapkan NU dan Muhammadiyah," kata pria yang dipanggil Rommy ini dalam keterangan tertulis, Senin (7/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menurut Rommy saat memberikan sambutan harlah di Kantor DPP PPP Jl Diponegoro No 60, Minggu (6/1), garis kebangsaan NU dan Muhammadiyah ini ditunjukkan dengan setuju menjadikan Pancasila landasan negara.



Pada Muktamar tahun 1936, NU telah menyebut bahwa Indonesia merupakan Daarul Islam atau negara Islam. Kemudian oada perkembangannya, para tokoh NU menjelang kemerdekaan 1945 menjadi pendiri bangsa yang menyetujui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berlandaskan Pancasila. Inilah tafsiran Darul Islam untuk konteks Indonesia.

Sementara itu Muktamar Muhammadiyah ke-47 pada 2015 menyebut Indonesia yang berlandaskan Pancasila ini merupakan Darul Ahdi Wa Syahadah (negara kesepatan dan persaksian). Pancasila merupakan kesepatan para pendiri bangsa.



Saksikan juga video 'Milad Ke-46 PPP, Rommy Sindir Prabowo Berbohong':

[Gambas:Video 20detik]



Rommy: PPP Ikuti Garis Politik Kebangsaan NU dan Muhammadiyah
(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads