Meski begitu PPP tak melupakan para sepuh, ulama, kiai dan orang tua di Jabar untuk tetap bersama partainya. "Alhamdullilah sekarang banyak anak muda yang mengurus partai. Jadi tidak mentang-mentang partai berusia tua, gaya juga tua. Tapi kita sesuai dengan yang dilakukan Ketum (M Romahurmuziy) yang juga membidik milenial," ujar Ade usai Harlah PPP ke-46 di Kantor DPW PPP Jabar, Kota Bandung, Sabtu (5/1/2019).
Menurut Ade, bukan hal mudah untuk terus meningkatkan tren dengan menargetkan milenial. Sebab di Jabar terdapat 40 persen milenial yang menjadi rebutan untuk suara di Pileg dan Pilpres 2019. "Dan alhamullilah, PPP ternyata tidak dilirik sebagai partai tua, tapi modern," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, waktu Pileg dan Pilpres yang bersamaan membuat konsentrasi kader juga caleg terpecah. Untuk menyiasatinya ia telah meminta untuk terus berkampanye soal PPP dan sosok Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden.
"Pak Jokowi sendiri masih berpengaruh walau pun di Jabar cukup sulit. Kita kampanyekan prestasi beliau seperti infrastruktur sampai yang terbaru harga BBM turun. Semoga dengan seperti itu PPP mendapat efek," tutur Ade.
Ditanya soal target, Ade optimistis PPP yang pada Pileg 2014 lalu mendapat 9 kursi di DPRD Jabar, pada 2019 nanti bisa menambahnya. "Kita inginnya 14 kursi, harus ada penambahan. Target kita seperti Cirebon, Indramayu, Sumedang sekarang ada bupatinya (dari PPP), Bogor, Majalengka dan Garut bertambah. Target kita ada wakil di pimpinan," ujar Ade.
Selain di tingkat DPRD Jabar, Ade berharap target untuk nasional atau DPR RI dari Jabar bisa bertambah dari semula hanya tujuh kursi menjadi 11 kursi. (tro/bbn)