"Itu memang merebak di medsos. Saya juga sejak awal mencurigai kalau misalnya hal itu terjadi. Tetapi cuitan Saudara Andi Arief setahu saya hanya minta itu untuk dicek. Jadi justru melakukan konfirmasi dan saya kira tidak ada yang salah dengan hal itu," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Menurut Fadli, Andi Arief hanya meminta KPU mengecek kebenaran informasi surat suara tercoblos. Andi Arief, lanjut dia, tidak menyebarkan hoax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli kemudian berbicara soal Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 yang telah ditetapkan KPU. Ia mengaku khawatir akan data tersebut.
"Jangan sampai ada nama-nama ganda, nama-nama manipulatif, nama-nama yang invalid yang masuk dalam DPT HP II. Itu kan masih dibuka peluang untuk membersihkan itu. Saya kira ini yang sangat rawan adalah persoalan DPT," kata politikus Gerindra itu.
Ia mengingatkan KPU terus 'membersihkan' nama-nama dalam DPT yang disinyalir ganda. Menurut Fadli, data DPT jauh lebih rawan karena tak terlihat secara fisik.
"Kalau mengenai yang itu (surat suara) kan bisa dicek karena itu menyangkut fisik. Tetapi yang kita perlu pastikan adalah IT KPU harus betul-betul bebas dari intervensi. Harusnya menggunakan ISO 27001. Karena waktu Pilkada Jabar saja itu website KPU gampang sekali dijebol," ujar Fadli.
Sebelumnya diberitakan, Andi Arief mengaku sempat mencuitkan isu tujuh kontainer surat suara telah tercoblos. Dalam cuitannya, Andi meminta KPU mengecek kebenaran kabar tersebut.
Andi menolak disebut menyebarkan hoax karena dia dalam posisi meminta KPU mengecek kabar liar tersebut.
"Masa itu disebut hoax. Tweet saya terhapus, saya memang men-tweet," sebut Andi ketika dimintai konfirmasi.
Saksikan juga video 'Politikus 'A' Dipolisikan Terkait Hoax Surat Suara Tercoblos':
(tsa/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini