Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (31/12/2018), Dinas Keamanan Rusia, FSB, dalam pernyataannya menyebut warga AS itu ditahan sejak Jumat (28/12) pekan lalu 'saat melakukan aksi spionase'. Tidak diketahui secara jelas spionase seperti apa dan untuk siapa yang dimaksud.
Namun ditegaskan bahwa penyelidikan kasus kriminal terhadap warga AS itu telah diluncurkan oleh otoritas Rusia. Menurut pernyataan FSB, warga AS itu diselidiki di bawah pasal 276 Undang-undang Pidana Rusia yang mengatur hukuman maksimum 20 tahun penjara untuk spionase.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, FSB mengidentifikasi warga AS yang ditahan itu dalam bahasa Rusia, yang jika diterjemahkan mengarah pada nama Paul Whelan. Hanya sedikit informasi yang diungkapkan FSB dalam pernyataan soal penahanan warga AS ini.
Belum ada tanggapan dari otoritas AS terkait penahanan warganya di Rusia ini.
Diketahui bahwa hubungan antara Rusia dan AS memburuk sejak Rusia memutuskan mencaplok Crimea dari Ukraina tahun 2014 lalu. Sejak saat itu, AS bersama negara-negara Barat lainnya memberlakukan serangkaian sanksi terhadap para pejabat, perusahaan dan bank Rusia.
Kabar penahanan ini muncul saat Rusia terlibat rentetan skandal mata-mata dengan negara-negara Barat. Mulai dari insiden diracunnya eks mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Inggris hingga persidangan mata-mata Rusia, Maria Butina, yang bertindak sebagai agen intelijen asing secara ilegal di AS.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini