Pada akhir November lalu, Trump tiba-tiba membatalkan rencana pertemuan dengan Putin di sela-sela pertemuan tingkat tinggi G20 di Argentina. Alasan pembatalan disebut terkait ketegangan yang dipicu aksi militer Rusia melepas tembakan ke arah kapal-kapal milik Angkatan Laut Ukraina dan menyitanya.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (31/12/2018), surat Tahun Baru dari Putin untuk Trump itu diungkapkan oleh Kremlin atau Istana Kepresidenan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Putin-red) mengonfirmasi bahwa Rusia terbuka untuk dialog dengan AS soal agenda yang paling bervariasi," imbuh pernyataan itu.
Pada Desember 2017, Putin menyatakan harapannya untuk menormalisasi hubungan dengan Trump, namun kesempatan itu memudar dengan adanya rentetan penyelidikan soal dugaan intervensi Rusia terhadap pilpres AS.
Tahun ini, AS secara dramatis mengumumkan niat menarik diri dari kesepakatan penting soal senjata nuklir dari era Perang Dingin, Intermediate-Range Nuclear Forces (IRNF). Pengumuman itu ditanggapi Putin dengan menyatakan bahwa Rusia akan mengembangkan rudal-rudal baru.
Selain mengirim surat untuk Trump, Putin juga mengirimkan surat Tahun Baru kepada sejumlah kepala negara lainnya, mulai dari Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden China Xi Jinping hingga Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dalam suratnya kepada Assad, Putin bersumpah akan melanjutkan bantuan untuk pemerintah dan rakyat Suriah dalam 'pertempuran melawan terorisme, untuk membela kedaulatan negara dan integritas wilayah'.
Sedangkan dalam surat kepada PM May, Putin mendoakan 'kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Inggris'. Ucapan ini disampaikan setelah meregangnya hubungan Rusia dan Inggris akibat kasus diracunnya eks mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury, Inggris tahun ini. Inggris menyalahkan Rusia atas insiden itu, namun Rusia dengan tegas membantah terlibat.
Dalam pernyataan terbaru pada Jumat (28/12) lalu, Kedutaan Besar Rusia di London mengungkapkan bahwa Rusia dan Inggris sepakat untuk menugaskan kembali sejumlah staf ke kedutaan masing-masing usai pengusiran diplomat yang terjadi awal tahun ini terkait kasus Skripal.
(nvc/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini