Material sirtu untuk menguruk lubang Jalan Gubeng yang ambles memang didatangkan dari sejumlah daerah, seperti Mojosari, Mojokerto; Ngoro, Jombang; dan Gempol, Pasuruan. Namun karena hujan, truk-truk pengangkut sirtu juga tak bisa beroperasi.
"Sejak kemarin kondisi cuaca sedang hujan di Mojosari, lokasi di mana kita mengambil material sirtu. Pun demikian dengan kondisi cuaca di Surabaya juga diguyur hujan. Oleh karena itu, dump truk tidak berani mengambil material," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser kepada detikcom, Sabtu (22/12/2018).
Selain faktor cuaca, kondisi lalu lintas saat ini juga mempengaruhi proses pengangkutan material tersebut. Hal ini karena saat ini telah memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru sehingga banyak terjadi kemacetan.
"Musim liburan yang mengakibatkan akses jalan macet. Itu juga yang menjadi kendala," lanjut Fikser.
Meski begitu, pihak Pemkot Surabaya terus mengupayakan agar target pengurukan Jalan Gubeng yang ambles selesai dalam kurun waktu 7 hari.
"Sesuai target awal, kami optimis selesai 7 hari," tegasnya.
Fikser kemudian merinci pada hari pertama telah dikerahkan 46 dump truk berkapasitas 20 kubik. Pada hari kedua, sebanyak 196 dump truck telah mengirimkan material ke lokasi amblesnya jalan.
"Hari ini hingga subuh nanti, kami akan kerahkan 396 dump truck ke lokasi jalan ambles," ungkap Fikser.
Ditambahkan Fikser, proses pengurukan tanah di Jalan Gubeng yang ambles juga terus mendapatkan pengawasan dari Wali Kota Tri Rismaharini, kendati yang bersangkutan tidak selalu standby di lokasi.
"Meski hujan lebat di lokasi Jalan Gubeng, Ibu terus memantau dengan menggunakan jas hujan dan kursi roda," ungkapnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini