Pegawai SPBU yang nyaris jadid korban, Tri Handoko (38) menceritakan bahwa peristiwa itu terjadi saat dia sedang bertugas.
"Jadi saat itu saya jaga malam dan ada motor masuk lewat pintu keluar. Saya kira mau beli bensin ternyata malah ada melempar batu warna putih agak besar ke sini," kata Handoko kepada wartawan di SPBU tempatnya bekerja, Jalan Bantul KM 7,5, Kamis (20/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, kedua pelaku berhenti di depan pintu masuk SPBU.
"Pas mau tak ambil (batunya) dan tak lemparin lagi ternyata malah (pelaku) mengeluarkan sajam seperti parang sambil bilang 'Arep ngopo kowe?' (Mau apa kamu?)," ucapnya.
Mengetahui para pelaku membawa senjata tajam, Handoko langsung lari menyelamatkan diri.
"Terus saya lari keluar Pom dan dikejar. Saya larinya memutar sampai pintu masuk dan dua orang itu langsung pergi lurus ke arah utara. Jadi tidak sempat itu (menyabetkan sajam ke Handoko)," katanya.
Handoko mengaku tak mengingat dengan jelas ciri-ciri kedua pelaku.
"Yang jelas kedua orang itu pakai motor matic scoopy warna hitam, kalau detailnya tidak tahu karena berlangsung cepat sekali kejadiannya," ujarnya.
Setelah kejadian tersebut Handoko mengaku sempat menunggu beberapa saat sebelum akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada atasannya.
Diwawancara terpisah, Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Rudy Prabowo mengatakan bahwa belum ada laporan terkait peristiwa itu kepada polisi.
Meski begitu polisi akan tetap mengejar kedua pelaku.
"Kalau yang benar harusnya laporan. Tapi yang jelas tetap kita cari pelakunya, dan saat ini kita terus pelajari rekaman CCTV-nya," kata Rudy saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (20/12/2018).
Selain berupaya menangkap pelaku, lanjut Rudy, polisi terus berkomunikasi dengan korban agar mau melaporkan kejadian itu kepada pihak berwajib.
"Memang masih percobaan anirat (aniaya berat atau Klithih), korban juga tidak luka sama sekali dan sudah kerja lagi. Tapi untuk menekan niat pelaku beraksi lagi tetap akan kita cari pelakunya," ucapnya.
Rudy mengatakan bahwa aksi klithih kali ini memiliki modus yang berbeda dari aksi-aksi klithih yang sebelumnya terjadi.
"Modusnya ini baru dan berbeda dengan yang sudah-sudah. Karena biasanya kan terjadi di jalan raya, dan kali ini berani masuk ke SPBU)," jelas Rudy.
"Kita pelajari dulu, modusnya itu dipicu karena apa, apakah ada dendam atau lainnya, karena tidak ada pola seperti itu (beraksi di dalam SPBU)," ucapnya.
Simak juga video 'Polisi Gerebek SPBU Penjual BBM Bersubsidi Ilegal di Lumajang':
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini