"Saya memberi saran kepada dua partai politik, ayolah. Kenapa sih sudah hampir lima bulan kok milih satu orang saja sulit?" kata Prasetio kepada wartawan di DPP PDIP Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Serahkan saja suratnya kepada gubernur, diserahkan kepada saya, kita paripurnakan, gitu aja. Apakah di dalam parpiurna terpilih atau tidak terpilih itu kan harus ada aturannya," ujar Prasetio.
"Mudah-mudahan berpikir dewasalah partai pengusung itu. Kenapa ribut-ribut sendiri," imbuhnya.
Prasetio khawatir imbas buruk kekosongan kursi wagub DKI ini menimpa Anies. Sekretaris DPD PDIP DKI itu lalu menyinggung soal pengelolaan APBD DKI yang nilainya puluhan triliun.
"Kalau dia (Anies) diakalin sama anak buahnya, kelar. Karena bukan apa-apa, dengan anggaran Rp 89 triliun nggak gampang lho," terang Prasetio.
"Bagaimana itu serapannya? Bagaimana pendapatannya? Bagaimana membangun Jakarta? Lah kalau nggak lelang-lelang silpanya banyak, apakah bagus keuangan pemerintah daerah?" ujarnya menambahkan.
Persoalan Wagub DKI pengganti Sandiaga hingga kini belum usai. PKS sebelumnya mengklaim sudah prokatif mendorong penentuan wagub DKI yang baru dengan mengusulkan dua nama. PKS menyebut tarik-ulur nama wagub menjadi tanggung jawab Gerindra.
"(Kalau lama) Ya itu kan tergantung Gerindra-nya ya. Kalau PKS kan sekarang sudah diserahkan, kemudian kita memenuhi persyaratan-persyaratan. Sekarang Gerindra melepaskan kepalanya, dipegang ekornya. Nggak lepas-lepas, tuh," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi saat dihubungi, Senin (17/12). (zak/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini