"Saya berharap ke depan tidak ada lagi penduduk yang sama sekali tidak pernah tercatat administrasi kependudukan. Kalau itu sudah terselesaikan dengan baik, pelayanan akan semakin prima," ujar Oded usai mencanangkan program GISA tingkat Kota Bandung seperti dikutip dalam rilisnya, Senin (17/12/2018).
Menurutnya, akurasi data kependudukan sangat penting dalam pelaksanaan program-program pemerintah. Sebab, Kota Bandung selalu menyusun program berdasarkan data kajian ilmiah. Data kependudukan salah satu acuan utamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara yang sama, Disdukcapil Kota Bandung meluncurkan sebuah aplikasi telepon pintar bernama 'Salaman'. Aplikasi tersebut mempermudah warga dalam pembuatan dokumen tanpa harus datang ke kantor.
Aplikasi ini bisa memproses empat jenis akta mulai dari akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan dan akta pindah keluar. Saat ini, aplikasi tersebut masih dalam tahap uji coba dan ditargetkan bisa digunakan secara sempurna pada Januari 2019 mendatang.
"Selama dua minggu ini kita coba cek dan ricek kelemahannya (Salaman). Nanti kita evaluasi dulu, diuji coba di dinas. Kalau sudah diperbaiki, Januari sudah bagus, masyarakat tinggal pakai," kata Kepala Disdukcapil Kota Bandung Popong W Nuraeni.
Popong menjelaskan selama ini pihaknya terus mendorong warga agar semakin sadar melengkapi data kependudukan. Saat ini baru 76% warga Kota Bandung yang memiliki akta kelahiran. Sementara, untuk warga berusia 0-18 tahun, 92% telah memiliki akta kelahiran. Jumlah tersebut diklaimnya di atas rata-rata nasional.
Bukan hanya itu, Popong juga mendorong seluruh perangkat daerah untuk memanfaatkan data kependudukan secara terintegrasi untuk mengoptimalkan pelayanan publik dengan penandatanganan kesepakatan penggunaan data kependudukan bersama.
"Perangkat daerah yang menandatangani perjanjian ini telah kami berikan akses terhadap data kependudukan untuk keperluan instansi masing-masing," ujar Popong. (tro/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini