"Sebagai bagian dari Program Ketahanan Energi, fasilitas ini memanfaatkan limbah biomassa dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi biogas. Limbah biomassa yang potensial untuk dikembangkan sebagai energi adalah tandan kosong kelapa sawit. Sekitar 27,6-32,5 persen TKKS menjadi timbulan limbah padat yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit," ujar Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Energi Hudoyo dalam keterangan tertulis, Senin (17/12/2018).
Dalam acara peresmian fasilitas, Senin (17/12), ia menyampaikan salah satu pemanfaatan TKKS adalah menjadikannya media jamur sehingga TKKS yang menumpuk dapat terdegradasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memberi nilai manfaat bagi masyarakat dalam penyediaan energi, tujuan pembangunan fasilitas ini juga untuk mengurangi timbulan limbah. Fasilitas yang dilengkapi dengan lumbung jamur ini memberikan manfaat lebih dalam mencapai ketahanan pangan.
Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non-B3 KLHK Sinta Saptarina Soemiarno menyampaikan fasilitas ini diharapkan dapat memberi manfaat dari empat aspek, yaitu aspek lingkungan, aspek produksi pangan dan energi, aspek finansial, serta aspek edukasi.
"Dari sisi lingkungan, teknologi ini dapat mengurangi limbah padat dan membentuk methane capture sehingga mengurangi pemanasan global. Dari aspek produksi, teknologi ini menghasilkan media tumbuh jamur untuk ketahanan pangan dan menghasilkan energi gas untuk ketahanan energi. Dari sisi finansial, dapat menambah penghasilan masyarakat dari hasil panen jamur dan penghematan bahan bakar," jelas Sinta.
Dia melanjutkan, dari sisi aspek edukasi, fasilitas ini diharapkan menjadi ajang pembelajaran masyarakat setempat, komunitas universitas, serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Ia juga mengungkapkan pemilihan lokasi pembangunan fasilitas ini mempertimbangkan jumlah timbulan limbah biomassa besar seperti limbah TKKS, kebutuhan energi, dan kebutuhan pangan bagi masyarakat setempat. Teknologi reaktor biomassa terbukti menyediakan energi biogas sebagai bahan bakar bagi kurang-lebih 20 keluarga ini mendorong program prioritas nasional dalam ketahanan energi.
"Selain fasilitas fisik, KLHK memberikan pelatihan pengembangbiakan jamur serta pelatihan pengelolaan fasilitas ini kepada masyarakat setempat," tambahnya.
Menurutnya, pemanfaatan limbah biomassa untuk energi ini sangat diperlukan Indonesia. Saat ini, lanjutnya, Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan gas.
Fasilitas pemanfaatan limbah biomassa ini berkontribusi untuk mewujudkan ketahanan energi di masa depan dengan mengedepankan energi baru dan terbarukan (EBT).
Sementara itu, Indonesia menargetkan pengembangan EBT sebesar 23 persen pada Bauran Energi Nasional 2025. Salah satu energi terbarukan yang mempunyai potensi besar di Indonesia adalah biomassa. Biomassa dikonversi menjadi bahan bakar gas setara dengan kira-kira 0,1-0,12 liter BBM atau 0,33-0,67 kWh.
Pada 2018, KLHK juga membangun enam fasilitas pemanfaatan limbah biomassa sebagai energi di enam kabupaten, yaitu Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Pasangkayu, Kabupaten Belitung Timur, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Deli Serdang. Masing-masing fasilitas dilengkapi dengan reaktor berkapasitas 20 ton per batch. (mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini