"Tanaman ramin sudah punah dan tidak ada lagi ditemukan di Bangka Belitung," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kepulauan Babel Noviar Ishak saat menanam pohon di kolam retensi di Pangkalpinang, sebagaimana dilansir Antara, Senin (17/12/2018).
Ia mengatakan ramin yang lebih dikenal masyarakat sebagai pohon putih itu punah karena penebangan hutan secara liar. Juga karena pembukaan lahan perkebunan sawit secara besar-besaran, dan penambangan bijih timah di kawasan hutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, tanaman ramin tumbuh di tanah gambut, tanah berpasir, dan tanah liat yang sewaktu-waktu tergenang air. Tinggi pohon khas daerah setempat itu bisa mencapai 40-50 meter dengan batang lurus.
"Ramin banyak ditebang dan dicari masyarakat, karena kayunya berwarna kekuningan agak putih dengan tekstur halus dan rata sehingga cocok untuk membuat pintu,jendela, langit-langit, serta sekat pengganti dinding antarkamar yang memerlukan konstruksi ringan," katanya.
Ia menambahkan, tanaman khas Babel yang saat ini diambang kepunahan, yaitu pinang merah, ketuyut atau kantong semar, dan pulai.
"Pohon pinang merah, ketuyut, dan pulai daerah ini lebih bagus dibanding Jambi, Kalimantan, sehingga banyak pengembang perumahan mengambil tanaman tersebut untuk ditanam di Jakarta, pada akhirnya tanaman khas daerah berkurang drastis dan sulit dicari," katanya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini