Ramai-ramai soal 'Sandiwara Uno' berawal saat Badan Pemenangan Pemilu (BPN) Prabowo-Sandiaga mengeluarkan siaran pers soal isi kampanye Sandi di Pasar Kota Pinang, Sumut, Selasa (11/12). Dalam rilis itu dijelaskan Sandi sempat mendapat penolakan lewat poster di salah satu lapak pedagang.
Poster tersebut bertulisan 'Pak Sandiaga Uno, Sejak Kecil Kami Sudah Bersahabat Jangan Pisahkan Kami Gara-gara Pilpres Pulanglah!!!'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari kemudian, viral potongan video anggota BPN Prabowo-Sandi, Yuga, yang melarang pencopotan poster tersebut. Video itu menjadi viral karena poster tersebut kemudian dianggap sebagai rekayasa tim Prabowo-Sandiaga sedang playing victim. Namun Yuga membantahnya.
"Apa yang saya lakukan ketika ada orang Gerindra yang mau cabut itu saya larang karena itu kan aspirasi masyarakat pasar. Mas, jangan, distreples lagi. Memang ada poster penolakan dan Pak Sandi samperin, jadi ini memang aspirasi yang kita harus dengarkan" kata Yuga kepada detikcom, Rabu (12/12).
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin ikut bicara soal hal ini. Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, menyindir dan meminta agar kubu Prabowo-Sandiaga bisa membedakan antara pemilu dan sinetron yang penuh drama.
![]() |
"Kita mesti bedain dong pemilu sama sinetron, sandiwara. Mesti kita bedain dong. Pemilu ini memilih pimpinan yang bisa memajukan bangsa Indonesia, yang bisa membuat bangsa kita bersih dari korupsi, sejahtera, keadilan untuk semua, bukan yang sandiwara atau sinetron. Kalau itu di TV saja kita nonton," kata Erick.
Setelah ramai potongan video, kemudian muncul tagar 'Sandiwara Uno'. Tagar itu disebut sebagai respons publik dari spanduk 'Sandiaga Pulanglah' yang dituding rekayasa.
Juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria, memberikan pembelaan. Menurutnya, bukan 'kelas' Sandiaga untuk merekayasa spanduk tersebut.
"Tidak mungkin Sandi sebagai cawapres membuat rekayasa, sandiwara, apa yang disebut playing victim, nggaklah. Nggak kelas. Nggak karakter dia. Dia baik, santun, jujur, bijaksana, menghormati. Jadi bukan karakter dia yang begini-begini. Nggak main dia. Nggak kelas Sandi main begini," ujar Riza.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengomentari soal viralnya tagar 'Sandiwara Uno'. Dia sendiri tidak menyimpulkan spanduk itu untuk sandiwara, tapi ada hal yang aneh.
"Kita juga nggak tahu sandiwaranya yang mana. Kan masyarakat melihat. Ketika (poster) itu mau dilepas, kemudian ada yang melarang di dalam (video) itu. Kan itu keanehan yang muncul. Itu akhirnya kan muncul itu hashtag (tagar). Nggak tahu dari mana, tapi berarti publik kan merespons 'Sandiwara Uno' itu," tutup Hasto. (elz/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini