Juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria, menegaskan tidak ada rekayasa dalam peristiwa itu. Menurutnya, bukan 'kelas' Sandiaga untuk merekayasa spanduk tersebut.
"Tidak mungkin Sandi sebagai cawapres membuat rekayasa, sandiwara, apa yang disebut playing victim, nggaklah. Nggak kelas. Nggak karakter dia. Dia baik, santun, jujur, bijaksana, menghormati. Jadi bukan karakter dia yang begini-begini. Nggak main dia. Nggak kelas Sandi main begini," ujar Riza saat dihubungi, Kamis (13/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riza mengatakan bukan karakter Sandiaga untuk memanipulasi hal-hal semacam itu. Dia yakin apa yang terjadi di sana memang benar adanya.
Perihal spanduk 'Sandiaga Pulanglah' itu terjadi di Pasar Kota Pinang, Sumut. Saat itu Sandiaga, yang tengah berkampanye di sana, menemukan spanduk tersebut terpampang di salah satu lapak pedagang.
Belakangan, muncul video yang memperlihatkan tim Sandiaga melarang seseorang mencopot spanduk tersebut. Namun soal isu rekayasa telah dibantah oleh tim Sandiaga.
"Sandi bukan tipe orang yang berbohong, bukan tipe orang yang merekayasa," tegas Riza.
"Kalau orang biasa bohong ya nggak apa-apa kalau dibilang pembohong, tapi kalau orang selama ini jujur, baik, santun, bersahaja, merakyat, tidak pernah berbohong, jangan dibilang tukang bohong, apalagi merekayasa," imbuhnya.
Sebelumnya, PDIP menyoroti peristiwa 'pengusiran' Sandiaga lewat poster di Kota Pinang, Sumut. Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai kejadian itu merupakan rekayasa sendiri dari tim Prabowo-Sandiaga. Momen itu viral dan dianggap sebagai upaya rekayasa tim Prabowo-Sandiaga bermain playing victim.
"Itu akhirnya kan muncul itu hashtag (tagar). Nggak tahu dari mana, tapi berarti publik kan merespons 'Sandiwara Uno' itu," ucap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kamis (13/12). (mae/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini