Pantauan detikcom, aksi digelar di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/12/2018). Aksi ini menggunakan beberapa atribut seperti rompi tahanan KPK dan properti berupa tulisan-tulisan ajakan.
Tulisan tersebut seperti 'Mau Milih Jangan Ngasal 2019 Ingat Mantan', 'Gue yang Milih Kok Lu yang Korup', '5 Menit Untuk 5 Tahun', dan juga 'Gue Mau Milih Lu Tapi Lu Jangan Korup'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti ICW Divisi Korupsi Politik, Almas Syafrina mengatakan tujuan aksi ini adalah untuk menggerakkan masyarakat agar mengecek rekam jejak pemimpin yang akan dipilihnya di Pemilu 2019 nanti. Jangan sampai, masyarakat salah pilih mendukung caleg yang sudah pernah korupsi atau memiliki rekam jejak buruk.
![]() |
"Jadi aksi kita hari ini dalam rangka memperingati hari anti korupsi dunia. Kita spesifik, kita angkat tema ceklis sebelum memilih, kita mau masyarakat mengecek capres, caleg, yang akan ikut Pemilu 2019," ujar Almas saat ditemui di lokasi.
Baca juga: Pro-Kontra Usulan Parpol Dibiayai Pemerintah |
"Ada beberapa nama menurut kami punya catatan merah, ada mantan napi, ada tersangka korupsi, ini perlu diketahui dan dicek lagi oleh masyarakat," imbuhnya.
Almas menjelaskan dalam aksi ini tidak menyebut nama sang caleg yang mantan narapidana atau mantan korupsi, namun aksi ini seperti ajakan atau peringatan kepada masyarakat jangan sampai salah memilih pemimpin.
"Untuk (sosialisasi nama) itu, kita nggak detail, tapi kita memperingatkan pada masyarakat, pada Pemilu 2019, untuk memperhatikan rekam jejak peserta Pemilu, kita cuma aksi aja, kita nggak menyebutkan namanya sekarang. Ini supaya menarik nama masyarakat," jelasnya.
Selain itu, Almas juga menjelaskan ke depannya, ICW akan sgera memiliki palatform berbentuk website dan aplikasi yang dapat diunduh oleh masyarakat. Platform tersbeut bertujuan agar masyarakat dapat mengakses dengan mudah untuk melihat rekam jejak para caleg.
"ICW ke depan akan punya platform yang akan mengulas rekam jejak caleg. Kemudian tema besar yang diangkat 'Cek Sebelum Memilih', ini agar masyarakat tidak terpengaruh janji besar para pemilih. Terutama untuk incombent, apa yang mereka lakukan selama mendapat jabatan dari masyarakat," pungkasnya.
Tonton juga ' Ada Pusat Edukasi Antikorupsi di KPK ':
(zap/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini