Hasil tangkapan ikan mabuk itu ada yang dijual dan ada yang dikonsumsi sendiri. Salah satunya Untung (72), warga Ngagel Dadi. Dia mengetahui ada ikan-ikan mabuk sejak pukul 10.00 WIB. Mengetahui ada ikan mabuk, dia bersama dengan teman-temannya langsung membawa peralatan jaring dan tas plastik untuk tempat ikan.
"Sejak pukul 10 tadi banyak ikan yang mabuk. Tapi saya baru datang jam 11. Lumayan dapat banyak, tapi ikan bader saja yang mabuk (Keluar ke permukaan). Berbeda dengan tahun lalu, ikan yang mabuk bermacam-macam," kata Untung saat ditemui detikcom, di Bendungan Kali Jagir, Wonokromo, Selasa (4/12/2018).
Tak hanya Untung, hal yang sama juga dilakukan oleh Arifin, warga Sidosermo. Dia sengaja berburu ikan mabuk untuk dikonsumsi sendiri.
![]() |
"Ya saya nyari ikan untuk dimakan sendiri. Saya tidak takut. Saya sudah biasa mengolah ikan-ikan mabuk yang saya tangkap," kata Arifin.
Lain halnya dengan Samini, warga Gang Lumumba Dalam, Ngagel Dadi. Dia lebih memilih menjual ikan hasil tangkapan anaknya itu di pinggir Jalan Jagir, dari pada dikonsumsi. Samini pun menjual ikan-ikan itu seharga Rp 10 ribu.
"Ini saya jual lagi. Tadi yang menangkap anak saya. Ikan bader ini saya jual Rp 10 ribu 7 ekornya," ujar Samini.
Samini mengaku sudah terbiasa menangkap dan menjual ikan mabuk. Saat ada ikan mabuk, dirinya pasti berangkat dengan anaknya untuk menangkap dan menjualnya. Hal itu pula yang dilakukan tetangga-tetangganya.
"Sejak dulu seperti ini kalau ada ikan mabuk, selalu menjual di pinggir-pinggir jalan," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini