Dari pantauan detikcom, warga terpaksa menyusuri sungai untuk beraktivitas, meski jalan yang dilalui becek dan rusak parah.
Salah satu warga bernama Burhan (30) mengaku terpaksa harus berjalan kaki untuk menuju rumahnya yang berada di Dusun Maor atau di seberang sungai, pascaambruknya jembatan tersebut.
Selain harus memutar sejauh 300 meter, Burhan mengatakan jalan yang dilintasinya becek dan rusak bercampur lumpur.
"Ya terpaksa jalan kaki lewat sini meski becek dan banyak lumpur," tandasnya kepada detikcom, Senin (3/12/2018).
Proses pembangunan jembatan darurat. (Foto: Ainur Rofiq) |
Tak hanya Burhan, warga lain yang menggunakan motor juga harus berjibaku dengan lumpur agar dapat melintasi sungai. Akses mereka juga terhambat oleh pembuatan jembatan darurat.
"Ada sekitar 20 lebih anak yang sekolah di SD Clebung dan SMP yang harus nyeberang di sungai ini untuk pulang dan berangkat ke sekolah," ungkap Kapolsek Bubulan AKP Basuki Nugroho saat meninjau lokasi jembatan darurat.
Jembatan darurat yang dijanjikan Pemkab Bojonegoro agar warga tiga desa yang terdampak ambrolnya jembatan sendiri masih dalam tahap pembangunan.
Saat ini, para pekerja baru sampai pada tahapan pembuatan tiang penyangga jembatan dari bebatuan. Terpantau satu ekskavator juga dikerahkan dalam proses pembangunan jembatan tersebut.
"Warga berharap jembatan darurat segera selesai dikerjakan supaya mereka tak naik turun sungai yang bisa berpotensi membahayakan keselamatan," tambah Basuki.
Sementara itu, di sekitar jembatan yang ambruk masih terlihat garis polisi. (lll/lll)












































Proses pembangunan jembatan darurat. (Foto: Ainur Rofiq)