Lina (35), salah satu warga Desa Clebung, Kecamatan Bubulan, Bojonegoro mengatakan ia harus memutar jalur sejauh 3 km, karena memilih jalan yang tidak curam untuk turun ke sungai setelah ambrolnya jembatan.
"Harus memutar tiga kilometer dekat sekolah sana, ada tanah yang tidak curam untuk melintas di sungai ini tetapi ya licin" ujar Lina kepada detikcom di lokasi jembatan ambrol, Senin (26/11/2018).
Sementara itu, warga berharap jembatan penghubung Dusun Krajan dengan Dusun Maor, Desa Clebung ini segera diperbaiki karena warga terisolasi. Warga Dusun Maor yang terisoalasi ada 74 kepala keluarga. Padahal mereka setiap hari melintasi jembatan tersebut untuk beraktivitas sekolah dan bekerja.
Pemkab Bojonegoro sendiri akan membangun kembali jembatan tersebut. Untuk sementara jembatan darurat akan dibangun agar warga tidak harus menyeberangi sungai untuk beraktivitas.
Tim dari Pemkab Bojonegoro datang untuk meninjau ambruknya jembatan tersebut. Mereka datang dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Sosial, Sekda, serta camat.
Jembatan itu ambruk karena satu tiang beton penyangga roboh tergerus air banjir setinggi 5 meter dari dasar sungai. Pelat besi jembatan yang ada di atasnya terguling satu sisi.
"Saking derasnya banjir bandang makanya ambruk satu tiang beton peyangganya," jelas PJ Sekda Bojonegoro Yayan.
Ditambahkan Yayan, agar warga di Maor Desa Clebung tidak terisolasi akan segera dibuatkan jembatan darurat, agar kendaraan roda dua atau warga yang berjalan bisa melintas sungai ini.
"Untuk sementara akan kami carikan lokasi disekitar sini yang bisa dibuatkan jembatan darurat supaya pejalan atau motor bisa lewat." ucapnya.
Terkait perbaikan jembatan yang ambruk, rencananya pemda akan kembali membangun pada tahun 2019 karena membutuhkan estimasi biaya pembangunan sebesar Rp 2,5 milyar. Jembatan ambruk itu mempunyai panjang 27 meter dengan lebar 3,5 meter. Jembatan yang ambruk ini dibangun pada 2005 lalu. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini