Lomba karya tulis yang digelar pada Selasa (27/11/2018) tersebut mengangkat tema 'Urgensi Haluan Negara dalam Pembangunan Nasional' dan memiliki fungsi yang strategis bagi ASN dan anggota Korpri. Adapun dewan juri dalam acara ini terdiri atas guru besar UIN Syarif Hidayatullah Prof Azyumardi Azra, guru besar UIN Sunan Kalijaga Prof Ratno Lukito, dan pakar Universitas Surabaya Dr Hesti Armiwulan.
"Kami memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimalkan peran ASN," ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Selasa (27/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan kegiatan yang positif," tutur pria asal Banyumas, Jawa Tengah, itu.
Ma'ruf pun berharap, dengan adanya lomba ini, pemikiran ASN bisa disumbangkan kepada bangsa dan negara terkait sistem penata ketatanegaraan dan tugas-tugas MPR. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan dan melaksanakan tata negara yang sudah berjalan. Untuk itu, ia berharap akan muncul banyak pemikiran dari ASN terkait upaya penyempurnaan sistem tata negara.
"ASN bagian dari warga negara dan kita ingin masukan dari mereka," paparnya.
Meski demikian, ia menegaskan, apa pun yang dipikirkan oleh masyarakat soal sistem tata negara tak boleh ada yang keluar dari jati diri bangsa Indonesia. "Apa pun bentuknya tetap harus pada koridor Pancasila," tegasnya.
Naskah yang ada, lanjutnya, diharapkan bisa menggali perspektif yang lebih dalam sehingga bisa memperkaya pembahasan Panitia Ad Hoc I, yang membidangi haluan negara. Panitia I, menurut Ma'ruf, dibentuk oleh MPR saat sidang tahunan pada 2018.
"Kita harap bisa mendapat khazanah yang lebih luas dari pemikiran ASN," tegasnya.
Sementara itu, ketua panitia Suryani mengungkapkan lomba itu digelar untuk menjaring dan mengetahui pendapat serta saran masyarakat mengenai haluan negara.
"Sehingga acara ini penting dan strategis," ujar perempuan yang juga menjadi Kepala Biro Administrasi dan Pengawasan Setjen MPR ini.
Menurut perwakilan ASN UGM Widya Priyahita Pudjibudojo, lomba karya tulis yang disaksikan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu disebut sebagai kegiatan yang bagus. Menurutnya, MPR harus melakukan banyak kajian sehingga wacana yang berkembang bukan hanya opini, tapi juga berdasarkan riset.
"Kegiatan ini merupakan salah satu outlet yang dilakukan oleh banyak pihak," ujarnya.
Hal yang disampaikan Widya didukung rekan satu timnya, Nova Dona Bayo. Menurut Nova, haluan negara bukan hanya dari aspek hukum, tetapi juga aspek lainnya, seperti ekonomi, politik, dan sosial. "Ini mungkin yang perlu diperluaskan," ujarnya. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini