PAN soal Ahok Gabung ke PDIP: Dia Sudah Biasa Pindah Parpol

PAN soal Ahok Gabung ke PDIP: Dia Sudah Biasa Pindah Parpol

Tsarina Maharani - detikNews
Selasa, 27 Nov 2018 14:38 WIB
Wasekjen PAN Saleh Daulay (Tsarina/detikcom)
Jakarta - PAN tidak kaget mendengar kabar keinginan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok merapat ke PDIP. Menurut Wasekjen PAN, Saleh Daulay, Ahok memang memiliki rekam jejak sebagai politikus 'kutu loncat'.

"Tidak ada yang istimewa. Lagian Ahok kan sudah biasa pindah-pindah parpol. Masyarakat sudah tahu itu. Jadi kami menanggapinya biasa saja," kata Saleh saat dihubungi, Selasa (27/11/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok memang sudah beberapa kali pindah partai. Dia mengawali karier politik dengan menjadi kader Partai Perhimpunan Indonesia Baru di Belitung Timur.

Sukses di Belitung, Ahok lalu berlabuh ke Partai Golkar dan berhasil mengunci satu kursi di DPR. Setelah itu, Ahok berpindah ke Partai Gerindra dan dicalonkan sebagai cawagub DKI berdampingan dengan Joko Widodo (Jokowi) pada 2012.

Kembali ke Saleh. Dia meyakini bergabungnya Ahok ke PDIP tidak akan mendongkrak elektabilitas capres petahana, Jokowi. "Bergabungnya Ahok ke PDIP dinilai tidak menambah suara untuk Jokowi. Malah, bisa jadi dukungan semakin berkurang. Setidaknya, masyarakat akan ingat kembali kejadian yang terjadi tempo hari," sebutnya.




Saleh kemudian menyinggung soal Ma'ruf Amin yang kini menjadi cawapres Jokowi. Dia bicara soal kesaksian Ma'ruf selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memberatkan Ahok dalam kasus penodaan agama.

"Kami senang aja melihat kebaikan Pak Ahok. Dengan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf, berarti dia sudah memaafkan dan memahami fatwa MUI yang kala itu dikeluarkan oleh MUI. Saya yakin, masyarakat akan mengingat ini," tutur Saleh.




Sebelumnya, kabar tentang merapatnya Ahok ke PDIP disampaikan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dalam acara konsolidasi PDIP di Yogyakarta. Djarot menyebut Ahok bercerita ingin bergabung dengan PDIP jika masuk ke dunia politik lagi.

"Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, yang berani paling depan adalah PDI Perjuangan. Ini betul. Makanya dia bilang, 'Kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI Perjuangan,'" kata Djarot, menirukan pesan Ahok saat konsolidasi PDIP di kantor DPC PDIP Sleman, Yogyakarta, Senin (25/11). (zak/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads