Fahri mengatakan jalur politik Ahok sudah terlihat dari pertama kali dia bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) saat di Belitung Timur, lalu pindah ke Partai Golkar, hingga akhirnya maju diusung menjadi Wagub DKI Jakarta dari Partai Gerindra menjadi pasangan Joko Widodo di Pilgub DKI 2012. Ahok akhirnya keluar dari partai pimpinan Prabowo Subianto itu karena sudah tidak sejalan, kemudian ia naik menjadi Gubernur DKI setelah Jokowi terpilih sebagai presiden pada 2014.
"Sejak dia jadi wagub dan gubernur, garisnya sudah jelas. Yang jelas malah kalau tiba-tiba dia dukung Pak Prabowo, misalnya dia tiba-tiba bilang, 'Ini karena saya jadi gubernur atas budi baik Gerindra dan Pak Prabowo, maka saya hari ini akan mendukung Pak Prabowo sebagai calon presiden,' ah itu baru seru. Kalau ini kan sudah nggak ada yang seru, memang dia arahnya ke sana," kata Fahri di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Fahri menyambut baik langkah Ahok yang dikabarkan ingin bergabung ke PDIP. Namun dia mengingatkan Ahok tidak boleh menjadi pendendam saat bergabung lagi ke dunia politik.
"Saya kira go ahead, saya kira silakan bertarung kembali, tapi jangan lupa, politik ini pertarungan, memang napas harus kuat, stamina harus tinggi, dan tak boleh kapok, apalagi menjadi pendendam," ujar Fahri.
Menurut dia, memang sudah waktunya Ahok menegaskan diri sebagai kader salah satu parpol. Fahri sedikit bergurau apabila Ahok memilih PSI. Ia menyebut belum tentu partai tersebut masih ada.
Baca juga: Hanura Ragukan Klaim-klaim Djarot soal Ahok |
"Tapi sudahlah itu udah garis politik dia, udah bener kok, menegaskan diri dia di mana. Bahwa Ahok adalah seorang politisi sekarang waktunya untuk ditegaskan dia kader PDIP dan ingin menjadi kader PDIP, memang ini waktunya. Kalau kader PSI kayaknya berat karena belum tentu masih ada," sambungnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan Ahok ingin masuk PDIP bila ia akhirnya kembali ke ranah politik. Ahok pun disebut punya alasan ingin bergabung dengan partai pimpinan Ketum Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, yang berani paling depan adalah PDI Perjuangan. Ini betul. Makanya dia bilang, 'Kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI Perjuangan,'" ucap Djarot di Sleman, DIY, Senin (26/11). (yld/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini