"Iya ada penemuan amunisi peluru sebanyak 25 butir kaliber 8,9 mm, panjangnya 7,5 cm, diameter 2 cm, berwarna biru dan berkarat," kata Wakapolres Ponorogo Kompol Moh. Roni Mustofa kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Jalan Bhayangkara, Senin (26/11/2018).
Menurutnya, peluru-peluru tersebut diduga berasal dari zaman kolonial karena ditemukan dalam keadaan sudah karatan.
"Untuk memastikan ini butuh memerlukan tim forensik untuk lebih lanjut," ungkapnya.
Roni menambahkan peluru ini digunakan untuk senjata berat untuk tank, pesawat dan senjata duduk kaki tiga. "Ukurannya besar ini bahaya," paparnya.
![]() |
Roni mengatakan kantong plastik berisi peluru itu ditemukan warga di bawah sebuah gerobak. Karena curiga, kantong plastik yang ditemukan Hananto (55) itu pun langsung dibawa ke kantor polisi.
"Jadi warga ini sedang bekerja membangun rumah, lalu melihat ada kresek isi peluru di bawah gerobak. Karena takut, warga langsung melapor untuk kami tangani," ujar Roni.
Hingga kini, lanjut Roni, pihaknya telah memasang garis polisi di sekitar lokasi. Khawatir masih ada amunisi peluru lainnya yang berada di sekitar TKP.
"Peluru ini kan bahaya, kalau masih aktif kena panas bisa langsung meledak. Apalagi ini ukurannya lumayan besar," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini