Nasihat itu disampaikan pengurus PP Muhammadiyah saat Dahnil berdiskusi soal tawaran dari Menpora untuk mengadakan kegiatan bersama dengan GP Ansor pada 2017. Menpora ingin kegiatan tersebut dapat meredam suasana agar tak semakin panas.
"Kemudian saya minta nasihat dari PP Muhammadiyah, nah PP Muhammadiyah punya perspektif yang sama. PP Muhammadiyah menyatakan selama ini kan selama PP Pemuda Muhammadiyah sangat kritis, terutama Mas Dahnil sangat kritis, kata bapak-bapak PP Muhammadiyah. Jadi supaya agak meredam, potensi konflik horizontal tidak terjadi, ada kriminalisasi ulama, pemerintahan Jokowi anti-Islam, kemudian Banser dan Kokam itu agak renggang, kemudian bapak-bapak Muhammadiyah juga, nggak ada salahnya juga ajakan pemerintah melalui Pak Menpora itu diterima. Jadi biar suasana adem. Kira-kira begitu. Esensinya begitu. Nah agar suasana adem itu nasihat pertama bapak-bapak. Ya silakan saja," papar Dahnil di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (23/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kata bapak-bapak Muhammadiyah, yang disampaikan juga oleh Bapak Haedar (Ketua Umum PP Muhammadiyah) menyampaikan tapi hati-hati dan waspada, kami hanya khawatir kalian dikerjai. Kira-kira begitu. Hati-hati dan waspada, kami khawatir kalian dikerjai," ujarnya.
Terlepas dari itu, Pemuda Muhammadiyah menerima ajakan dari Menpora untuk mengadakan kegiatan bersama dengan GP Ansor. Ahmad Fanani ditunjuk sebagai ketua panitia dari Pemuda Muhammadiyah.
"Terus akhirnya dari situ, saya, kami PP Pemuda Muhammadiyah rapat, menunjuk Mas Ahmad Fanani sebagai personal in charge untuk panitia bersama GP Ansor dan Menpora," ujarnya.
Dalam perjalanannya, Pemuda Muhammadiyah diberi anggaran sebesar Rp 2 miliar. Duit itu digunakan untuk memobilisasi peserta ke lokasi kegiatan.
Dahnil pun merasa heran atas kasus yang diusut oleh polisi saat ini justru seolah-olah menyasar dirinya dan Pemuda Muhammadiyah. Padahal, menurut dia, inisiasi kegiatan itu berasal dari Menpora.
"Ya ini inisiatif Menpora," ujarnya.
Kegiatan ini kemudian diusut polisi sejak dua pekan lalu. Polisi menduga ada unsur pidana dalam kegiatan tersebut sehingga penanganannya ditingkatkan ke tingkat penyidikan.
Dalam hal ini, Dahnil diperiksa sebagai saksi karena tanda tangannya tertera dalam LPJ kegiatan. Selain Dahnil, polisi memeriksa ketua panitia Ahmad Fanani.
Polisi sebelumnya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Kemenpora untuk mengumpulkan barang bukti kasus tersebut berupa daftar isian pelaksanaan anggaran dan proposal pengajuan kegiatan kemah dan apel pemuda Islam Indonesia. Polisi juga telah meminta klarifikasi kepada sejumlah pihak Kemenpora.
Pada Senin (19/11) lalu, polisi juga memanggil tiga pihak dalam kasus tersebut, antara lain Abdul Latif dari Kemenpora dan Safarudin selaku ketua kegiatan dari GP Ansor. (knv/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini