"Dia kan orang baru (di kelompok JAD Jatim). Palagannya dia belum teruji istilahnya. Teruji palagannya itu pada saat menyerang dan ketangkap kemarin itu," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2018).
Dedi mengatakan pemahaman Eko tentang terorisme masih kurang. Karena itu, Eko disuruh berguru tentang jihad selepas dari Lapas Madiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi menjelaskan, setelah bebas sebagai warga binaan Lapas Madiun, Eko berkunjung ke lapas-lapas untuk menemui narapidana kasus terorisme. Saat bertemu itulah Eko diyakini terus dijejali paham radikal.
"Iya (Eko mengembangkan diri di jaringan JAD). Dia dipercaya (mampu melakukan serangan) karena dia kan mantan (polisi). Dia berhubungan dengan di lapas lain. Dia diajari lagi dari napiter di lapas lain," jelas Dedi.
"Dia didoktrin jihad, 'bahwa pemerintah thaghut, polisi thaghut, kalau kamu (Eko) sudah lepas dari polisi, berarti kamu kelompok kita, jaminannya surga. Kamu boleh menyerang thaghut dengan caramu,'" sambung Dedi menirukan cara-cara doktrinisasi kelompok teroris.
Dedi juga menerangkan Eko melakukan serangan atas dasar inisiatifnya sendiri karena didoktrin oleh para ekstremis. Polisi mengatakan Eko terdoktrin bahwa penyerangan tidak harus menggunakan bom.
"Inisiatif dia sendiri, tapi terinspirasi 'jihad yang dilakukan tidak harus menunggu kamu punya bom, kamu punya senjata, punya parang yang lancip, cukup dengan alat yang kamu miliki, bisa menyerang,'" terang Dedi.
"Kalau sudah terpapar seperti itu, kapan dia emosinya meletup, tekadnya bulat, langsung dia beraksi," imbuh Dedi.
Dedi mengatakan narapidana kasus teroris Wiliam Maksum-lah yang memaparkan paham radikal kepada Eko. "(Wiliam Maksum) gurunya itu, yang merekrut dia (Eko), yang mengajari dia tentang jihad," tutur Dedi.
Dedi menjelaskan Eko mendatangi napi teroris di empat lapas. Empat lapas itu adalah lapas di Madiun, Sidoarjo, Porong, dan Malang.
"Beberapa bulan terakhir setelah bebas, baru dia keliling. Jadi dia itu disuruh keliling untuk meyakinkan dia, betul-betul yakin, meningkatkan keyakinan dia. Ajaran di mereka (kelompok teroris) itu ajaran yang sifatnya absolut," tutur Dedi.
Saksikan juga video 'Penyerang Polisi di Lamongan Pernah Tewaskan Guru Ngaji':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini