"Kita tahu sendiri rumah yang paling bagus untuk harimau berada di Kawasan Ekosistem Leuser. Di seluruh Sumatera yang paling bagus hutannya di KEL sekarang," kata Database Manajer Forum Konservasi Leuser (FKL), Ibnu Hasyim kepada detikcom, Selasa (13/11/2018).
Menurut Ibnu, pihaknya mulai mengkhawatirkan kondisi KEL sekarang yang terus dirusak dengan pembalakan liar dan perambahan. Jika dibiarkan, jelasnya, hutan Leuser akan berpengaruh terhadap keberadaan satwa langka utamanya harimau.
"Apabila di KEL itu sendiri terjadi tekanan yang sangat kuat saya tidak tau lagi di mana rumah harimau itu yang paling bagus lagi. Potensi punahnya (harimau) besar (kalau itu rusak)," jelas Ibnu.
Salah satu langkah antisipasi perusakan kawasan Leuser, pihaknya mengerahkan tim ranger untuk berpatroli rutin. Setiap bulan, tim ranger berjalan kaki menyusuri hutan Leuser selama 15 hari dan melaporkan temuan mencurigakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara jika dibandingkan periode Juli-Desember 2017 sedikit meningkat dari 3.095 hektare. Artinya, dalam satu setengah tahun terakhir, angka kerusakan hutan di Kawasan Ekosistem Leuser mencapai 10.165 hektare.
Baca juga: Foto: Rafting Seru di Kaki Gunung Leuser |
Tiga besar kabupaten dengan tingkat kerusakan hutan terbesar pada 2018 yaitu Nagan Raya 627 hektare, Aceh Timur 559 hektare dan Gayo Lues 507 hektare. Berdasarkan data patroli yang dilakukan 12 tim monitoring lapangan FKL di 13 Kabupaten dalam KEL, terdapat total 1.892 kasus aktivitas pembalakan liar, perambahan liar, dan akses jalan.
"Secara umum sangat mengkhawatirkan karena kita menyerukan pihak berwenang dan pemerhati lingkungan untuk lebih konsen. Secara perambahan memang semua hampir semua di bagian pinggir Leuser itu sangat mengkhawatirkan," ungkapnya. (agse/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini