Habiburokhman: Mari Hormati Yusril dan Dukung Prabowo-Sandi

Habiburokhman: Mari Hormati Yusril dan Dukung Prabowo-Sandi

Tsarina Maharani - detikNews
Senin, 12 Nov 2018 09:40 WIB
Ketua DPP Gerindra Habiburokhman (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - Ketua DPP Gerindra Habiburokhman mengajak masyarakat tetap menghormati Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra yang menjadi pengacara bagi Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Dia juga mengajak masyarakat agar mendukung capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Saya mengajak masyarakat sekalian untuk tetap menghormati Bang Yusril, sayangi PBB, dan dukung Prabowo-Sandi," ujar Habiburokhman dalam keterangan tertulis, Senin (12/11/2018).

Menurutnya, sejak awal dirinya ragu dengan pernyataan Yusril yang akan menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf semata karena profesinya. Keraguan itu pun menguat ketika Yusril mulai melemparkan serangan kepada Prabowo-Sandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia mencoba maklum. Sebab hal tersebut merupakan hak politik yusril. Namun Habiburokhman kemudian berbicara soal isu 'draf aliansi' yang sempat digulirkan Yusril.

"Soal format dan arah koalisi Prabowo-Sandi yang dianggap Bang Yusril tidak jelas. Saya tegas menolak klaim tersebut," sebutnya.

Habiburokhman mengatakan tak ada persoalan terkait arah dan format koalisi Prabowo-Sandi yang berisikan Gerindra, PAN, PKS, Demokrat. Prabowo dan Sandi, lanjut dia, telah menandatangani pakta integritas Ijtimak Ulama II.


"Arah dan format koalisi Prabowo-Sandi menjadi semakin jelas setelah paslon Prabowo-Sandi meneken pakta integritas pada Ijtimak Ulama II yang terdiri dari 17 poin tersebut, mulai dari menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sampai dengan menghormati posisi ulama dan bersedia mendengarkan pendapat ulama II. Saya percaya Bang Yusril tentu amat menghormati hasil pemikiran ulama-ulama yang hadir pada Ijtimak Ulama II tersebut," tuturnya.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa poin-poin 'draf aliansi' yang dikemukakan Yusril sebenarnya telah dilakukan koalisi Prabowo-Sandi. Namun Habiburokhman mengakui ada poin dalam 'draf aliansi' yang sulit diwujudkan.

"Poin 3, 4, dan 5 draf tersebut yang mengatur soal pendidikan politik, pelatihan saksi dan pengamanan data secara bersama menurut saya sudah sangat bagus dan sudah mulai dilakukan di BPN Prabowo Sandi," jelasnya.

"Yang agak susah adalah poin 1 soal bantuan ke partai koalisi dan poin 2 soal peta dapil," lanjut Habiburokhman.

Ia menyoal poin bantuan ke partai koalisi dan pembagian dapil yang menurut Yusril bertujuan agar masing-masing partai memeroleh suara merata. Menurut Habiburokhman hal itu sulit dilakukan mengingat Pileg 2019 berlangsung liberal.


"Daya rusak sistem pemilu legislatif yang super liberal hanya mungkin sedikit diredam atau dikurangi yaitu dengan membiarkan masing-masing caleg untuk tetap bersaing tetapi secara sehat. Tidak boleh ada saling fitnah, saling jegal dan saling tuduh," ucap Ketua Dewan Pembina ACTA itu.

"Jika hal ini bisa diwujudkan dan PBB ikut dalam koalisi, saya yakin PBB justru akan menjadi salah satu partai yang paling diuntungkan. Kita paham bahwa salah satu basis terbesar pendukung Prabowo-Sandi adalah alumni dan pendukung gerakan 212, mereka pasti akan sangat nyaman mendukung partai Islam yang capresnya Prabowo-Sandi yaitu PBB," pungkas Habiburokhman.


Saksikan juga video 'Blak Blakan Yusril Ihza: Dulu Prabowo Kini Jokowi':

[Gambas:Video 20detik]

(tsa/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads