Saat acara bedah bendungan, warga beramai-ramai mendatangi sungai dari hulu sampai hilir untuk menjala ikan. Bedah bendungan merupakan pembukaan pintu bendungan yang dilakukan selama sehari semalam. Selain bertujuan untuk membersihkan bendungan dan normalisasi bendungan, juga dilakukan panen raya ikan tawar. Di awal tahun sebelumnya Pemkab Pekalongan menyebar sekitar 500 ribu benih ikan berbagai jenis.
"Ini adalah ritual tahunan, namanya bedahan Bendung Gembiro. Setiap tahun kita kuras untuk normalisasi dan kita keruk lumpurnya," kata Asip Kholbihi, Bupati Pekalongan Usai membuka Pintu Bendungan Gembiro, Kamis (1/11/2018) .
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karenanya setiap tahun kita tebar ikan hampir 500 ribuan ikan hasilnya setahun sekali bisa dipanen warga," jelasnya.
![]() |
Tradisi ini diawali dengan dibukanya bendungan, warga mulai berjajar di sepanjang sungai Sengkarang dari hulu maupun hilir. Rata-rata warga yang berada di sepanjang sungai ini sudah membawa jala. Mereka baru turun ke sungai saat kondisi air sungai tenang.
![]() |
"Setahun sekali saya datang ke sini untuk menjala ikan. Saya baru turun ke sungai setelah air sungai tenang. Kalau saat ini masih deras karena pintu air baru dibuka," kata Aryanto (28) warga Bojong yang sengaja datang ke lokasi untuk berburu ikan.
Biasanya dia bisa mendapat 5 kg ikan dengan menggunakan jala kecilnya.
"Kalau lama-lama sih bisa banyak. Tapi baju dan celana basah takut masuk angin," katanya.
![]() |
Memang cukup lama untuk menunggu air bendugan terkuras keluar. Membutuhkan waktu beberapa jam. Warga yang datang kebanyakan utuk memburu ikan guna dikonsumsi sendiri. Namun ada juga warga yang sengaja datang hanya ingin menikmati kemeriahan acara ritual bedah pintu bendungan tersebut.
"Saya datang bersama anak istri sengaja untuk melihat kemeriahannya. Ini baru pertama melihat. Ternyata seru juga apalagi disaat pintu air dibuka," kata Susanto (40).
![]() |
Namun sayang, beberapa jam setelah menunggu air tenang, kondisi mendung dan gerimis.
Warga yang turun ke sungai tidak saja di lokasi bendungan. Di hulu dan hilir sepanjang sungai setempat juga dipadati warga untuk menjala ikan.
Bendungan Gembiro ini merupakan bangunan Belanda Tahun 1830. Kendati bangunan tua, bendungan ini tetap kokoh dan berfungsi untuk mengairi areal persawahan di tiga wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Kesesi, Sragi dan Siwalan. Dalam tradisi bedah bendungan atau buka pintu bendungan ini, biasanya dilakukan sehari penuh.
"Hari ini dibuka sampai besok pagi pukul sembilan pagi. Ini dilakukan untuk membersihkan aliran sungai dari endapan lumpur yang berasal dari hulu sungai," kata Kadinas PU dan Tata Ruang Kabupaten Pekalongan, Wahyu Kuncoro, pada detikcom usai mengikuti acara buka pintu bendungan. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini