"Sekarang kami libatkan gelar pasukan ini adik-adik SMA dan pramuka. Biar mereka tahu juga tujuannya apa, manfaatnya apa, sasarannya siapa. Jadi kalau nanti ada penegakan hukum di jalan raya mereka sudah tahu," kata Kapolres Pacitan AKBP Setyo Koes Heriyatno usai memimpin apel siaga di lapangan udara Iswahjudi, Jalan WR Supratman, Selasa (30/10/2018).
Setyo mengatakan selama ini pihaknya menjalin kerjasama dengan wali murid. Mereka diminta tidak membiarkan anaknya berangkat ke sekolah mengendarai motor. Orang tualah yang seharusnya mengantar dan menjemput anaknya. Jika selama operasi masih didapati pelanggaran, polisi akan memberlakukan langkah tegas. Yakni teguran dan tindakan langsung (tilang).
"Tergantung orang tuanya memahami dan melaksanakan program (antar jemput anak sekolah) itu atau memang membiarkan anaknya mengendarai motor sendiri. Tapi apakah mereka memikirkan akibatnya?" tegasnya.
Secara nasional, tambah kapolres, angka pelanggaran lalu-lintas dilaporkan meningkat. Kondisi itu berbanding terbalik dengan jumlah kecelakaan yang justru menurun.
Di Pacitan sendiri, selama 3 bulan pertama tahun 2018, terjadi 54 kejadian kecelakaan lalu-lintas. Akibatnya 4 korban meninggal dunia, 2 orang luka berat, dan 39 orang luka ringan. Kerugian material mencapai Rp 158.300.000.
Operasi Zebra 2018 berlangsung mulai 30 Oktober hingga 12 Nopember 2018. 80 persen sasaran difokuskan pada penindakan, sedangkan 20 persen sisanya berupa tindakan preventif dan represif. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini