Mantan Ketua Deputi Pendidikan DPW PKS Jatim Ahmad Hasan Bashori mengaku mempunyai cita-cita untuk membesarkan PKS. Namun, dinamika di internal partai membuat pihaknya merasa tak mungkin untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
"Kami putuskan harus ada kendaraan baru untuk membawa cita-cita kami," kata Hasan saat dihubungi detikcom, Jumat (26/10/2018).
Hasan menjelaskan, di internal PKS terdapat kelompok konservatif yang bertentangan dengan kelompok progresif. Menurut dia, kelompok progresif menghendaki menampilkan Islam tak sekadar atribut dan jargon.
Namun lebih mengaplikasikan ajaran Islam untuk mengurusi masalah kebangsaan. "Di satu sisi ada kelompok di PKS yang nyaman di kelompok konservatif-nya. Maka mau tak mau harus terpisah," terangnya.
Selain itu, gagasan untuk menjadikan PKS sebagai partai terbuka bagi semua kalangan, kata Hasan, terganjal kelompok konservatif. Gagasan itu dicetuskan mantan Presiden PKS Anis Matta.
"Tapi semakin ke sini langkah PKS berbalik. Dulu kami gagas keterbukaan, bahwa PKS untuk semua, menjawab isu-isu kebangsaan," terangnya.
Oleh sebab itu, Hasan memutuskan mengundurkan diri dari DPW PKS Jatim setelah berkiprah sekitar 19 tahun. Dia menjadi salah seorang yang mendorong terbentuknya GARBI di Kabupaten Mojokerto.
"Selama ini saya aktif sebagai penggerak GARBI, belum masuk struktur kepengurusan," tandasnya.
Puluhan kader DPD PKS Kabupaten Mojokerto beramai-ramai mengundurkan diri. Salah satu penyebabnya adalah adanya kewajiban menandatangani pakta integritas sebagai bukti loyalitas kepada partai.
Jumlah kader yang mundur disebut-sebut mencapai 100 orang. Dari angka itu, 12 di antaranya pengurus DPD. Sementara Ketua Umum DPD PKS Kabupaten Mojokerto Effendi Nugroho memastikan baru 7 pengurus yang mengajukan pengunduran diri.
Saksikan juga video 'PKS Cuma Dapat 3,3% di Survei, HNW: Itu Sudah Tinggi':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini