"Melihat substansi seharusnya dapat (umrah gratis, red). Semoga tahun depan bisa," tutur Ipong saat dihubungi detikcom, Rabu (24/10/2018).
Awalnya Ipong berpendapat seharusnya Soiran dapat didaftarkan berangkat umrah secara cuma-cuma untuk tahun ini. Namun karena kepala desa di mana Soiran tinggal tidak aktif melaporkan tentang sosok Soiran, maka alumni STAIN Ponorogo itu luput dari program Pemkab untuk mengumrahkan 1.000 kyai kampung dan marbot.
"Kalau tahun ini tidak bisa sepertinya karena proses seleksinya sudah selesai," terangnya.
Terkait keinginan Soiran untuk difasilitasi pemerintah gedung sekolah yang layak dan teman mengajar. Namun menurut Ipong, Soiran harus memiliki yayasan lengkap dengan pengurusnya terlebih dahulu.
"Dia (Soiran) bikin yayasan. Harus ada pengurusnya juga. Nanti yayasannya bisa minta bantuan Bansos ke pemerintah," jelasnya.
Ipong sendiri berkenan membantu Soiran untuk pembiayaan pembuatan yayasan jika memang diperlukan. "Biayanya murah sekitar Rp 2-5 juta," imbuhnya.
Alternatif solusi lain yang diusulkan Ipong adalah pembentukan Pokmas (Kelompok Kerja Masyarakat) untuk membantunya mengajar. Menurut Ipong, persyaratan mengurusnya juga tidak susah.
"Tapi bisa nggak ya. Coba nanti saya tanyakan ke Bappeda dan Keuangan atau dia bisa ke Kadesnya biar nanti Kades mengajukan ke Bupati," pungkasnya. (lll/lll)











































