Selvia, Oh Selvia...

Selvia, Oh Selvia...

Rahma Lillahi Sativa - detikNews
Jumat, 19 Okt 2018 08:13 WIB
Foto: Eko Sudjarwo/File
Surabaya - Selvia Dwi Susanti (15) akhirnya mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak karena bobotnya yang mencapai 197 kg. Tim dokter dari Puskesmas Bluluk akhirnya memastikan bagaimana kondisi kesehatan terkini dari Selvia.

Pemeriksaan dilakukan di kediamannya di Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan pada hari Rabu (17/10). Sebab Selvia enggan keluar rumah karena bobotnya yang mencapai hampir 2 kuintal.

Namun ketika dicek, tim dokter menemukan bahwa bobot Selvia yang sebenarnya bukanlah 197 kg seperti yang diklaim keluarga sebelumnya, melainkan 179 kg.

Sedangkan untuk tinggi badan, tim dokter mencatat, tinggi badan Selvia hanyalah 145 cm. Tim dokter juga menemukan bahwa lingkar perut Selvia telah mencapai 189 cm yang berarti tergolong ke dalam obesitas sehingga memerlukan penanganan khusus.


Keluarga mengaku salah menyebut bobot Selvia mencapai 197 kg. "Bobot 197 kg ini adalah perkiraan karena selama beberapa tahun belum pernah ditimbang," kata ibu Selvia, Musri kepada detikcom, Kamis (18/10/2018).

Musri mengakui si bungsu selalu menolak bila ditimbang berat badannya karena malu. Hingga akhirnya tiga tahun lalu, Selvia bersedia untuk ditimbang. Saat itu bobotnya telah mencapai 146 kg. Untuk itu, keluarga memperkirakan saat ini bobotnya mencapai 197 kg.

"Anak saya ini selalu minder dan tak mau ditimbang karena malu, terakhir ditimbang ya 3 tahun lalu," jelasnya.

Selvia, Oh Selvia...Foto: Eko Sudjarwo/File


Bobot Selvia akhirnya diketahui setelah Muspika dan tim dokter Puskesmas Bluluk mendatangi kediaman Selvia di Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk untuk menimbang berat badannya.

Mereka terpaksa menggunakan timbangan duduk yang biasa dipakai untuk menimbang gabah. "Timbangan bobot biasa kan batas maksimalnya hanya 1 kuintal," tandas salah satu tetangga yang ikut dalam proses penimbangan, Purwanto.

Saat ditimbang pun, Selvia awalnya juga menolak. Namun karena dibujuk banyak orang, remaja ini akhirnya bersedia dan dari situ diketahui bahwa berat badan Selvia yang sebenarnya adalah 179,3 kg.

Kendati demikian, timnya memastikan jika kondisi fisik Selvia secara umum dinyatakan sehat. Hanya saja, dr Tono mengungkapkan Selvia harus menjalani perawatan khusus untuk menurunkan berat badannya.

"Alhamdulillah mbak Selvi ini kami periksa untuk tensi normal. Kadar gula, kadar asam urat, kolesterol semuanya normal. Alhamdulillah secara fisik masih dalam batas normal," terang dr Tono.


Selvia, Oh Selvia...Foto: Eko Sudjarwo/File

Penanganan khusus yang diberikan kepada Selvia meliputi pengaturan pola makan, pola gerak dan pola istirahat Selvia. dr Tono menambahkan penanganan itu sudah mulai dilaksanakan pekan kemarin.

"Insyaallah kami akan melakukan konseling rutin dalam seminggu tiga kali ke rumah," pungkasnya.

Perhatian juga diberikan pemerintah Kecamatan Bluluk yang bermaksud membujuk Selvia agar mau menjalani pemeriksaan lanjutan di RSUD dr Soegiri.

Camat Bluluk, Syam Teguh Wahono menjelaskan, ini karena dari hasil pemeriksaan puskesmas, Selvia diketahui tidak mengalami gangguan terkait obesitas yang dialaminya. Hanya saja kondisi psikologis Selvia terganggu karena kondisinya. Ia dikabarkan malu dan minder karena berbeda dengan teman-teman sebayanya.

"Kami akan berusaha juga untuk memulihkan kondisi kejiwaan Silvia agar bisa segera pulih," ujar Syam.


Tak hanya mendapatkan penanganan medis, Selvia juga difasilitasi untuk kembali. Sebelumnya, Selvia dikabarkan berhenti sekolah sejak usia 9 tahun atau saat duduk di bangku kelas 4 MI (Madrasah Ibtidaiyah) karena malu dengan teman-temannya.

Penyelenggara Kesetaraan UPT Dinas Pendidikan Wilayah Selatan, Muslich berkunjung ke kediaman Selvia untuk menawarinya mengikuti sekolah kesetaraan. Selvia juga didata agar dapat segera mengikuti kegiatan belajar di sekolah tersebut.

"Ikut sekolah kesetaraan, dulu istilahnya persamaan," kata Muslich.

Namun Muslich menjelaskan, karena keadaan, maka proses belajar mengajarnya akan dilaksanakan dengan sistem kunjung.

Selvia, Oh Selvia...Foto: Eko Sudjarwo/File


Rencananya ada 6 guru paket A yang dilibatkan dan berkunjung secara bergiliran untuk mengajar Selvia di kediamannya. Setelah itu Selvia dapat mengikuti ujian negara di tingkat SD agar dapat melanjutkan ke jenjang SMP.

"Umurnya sudah 15 tahun, makanya harus ikut ujian SD dulu, baru nanti melanjutkan ke SMP," tandas Muslich.

Di hari yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Adi Suwito juga berkunjung ke kediaman Selvia. Ia pun memastikan Selvia tetap bisa mengenyam pendidikan.

Adi juga menjamin semuanya tanpa dipungut biaya alias gratis. "Ini adalah salah satu bentuk komitmen Pemkab Lamongan agar Selvia bisa sekolah, dan mempunyai ijazah," ungkap Adi.


Untuk sementara, keluarga akan merawat Selvia sesuai anjuran dari tim dokter Puskesmas Bluluk. Di antaranya mengurangi ngemil krupuk dan gorengan, dan mulai dipaksa makan buah dan sayur.

"Kalau ngemil krupuk, sejak diberi pengertian itu, sudah tidak lagi, sudah dua minggu ini. Padahal dulu bisa habis 5 bungkus seharinya," ungkap Musri.

Selain itu, keluarga juga diminta untuk membimbing Selvia agar mau menggerakkan badannya. "Dulu kan tidak mau makan buah, ya sekarang agak dipaksa. Sama jalan-jalannya," tambahnya.



Saksikan juga video 'Malu Akibat Obesitas, Gadis di Lamongan Terpaksa Putus Sekolah':

[Gambas:Video 20detik]

(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.